PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Pemulihan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus berlanjut pada tahun 2021, dan mencapai 6,11% (yoy) di triwulan III 2021. Ekspor luar negeri dan konsumsi rumah tangga, menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Babel, disamping menguatnya lapangan usaha, sektor pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan serta sektor pertanian yang masih tumbuh positif.
Pada tahun 2021, Bank Indonesia memperkirakan PDRB Babel berada di kisaran 4,3% - 5,1%. Di sisi lain, inflasi Babel hingga bulan Oktober 2021, tercatat sebesar 3,20% (yoy) relatif meningkat seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat di tengah stok bahan pangan yang relatif terjaga.
Sejumlah komoditas penyumbang inflasi di Babel kembali mengalami tekanan harga seperti ikan selar, ikan kembung, ikan kerisi, ikan bulat dan daging ayam ras. Meski demikian, pada tahun 2021 inflasi diperkirakan berada pada kisaran target 3+1%.
Kinerja ekonomi yang membaik tercermin pula dari kinerja perbankan. Aset perbankan di Babel terus menunjukkan tren peningkatan, yang disertai dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan dunia usaha.
Namun demikian, pertumbuhan kredit masih terbatas dengan risiko kredit yang relatif terjaga tercermin dari NPL yang rendah.
"Untuk itu, Bank Indonesia mendorong perbankan di Babel untuk meningkatkan intermediasi kredit terutama ke sektor produktif dan UMKM," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tantan Heroika, dalam keterangan persnya, Rabu (24/11/2021).
Membaiknya pertumbuhan ekonomi terlihat pula dari indikator sistem pembayaran. Aktivitas transaksi BI-RTGS dan SKNBI meningkat, demikian pula halnya transaksi pembayaran tunai dan transaksi pembayaran ritel non-tunai yang ikut menguat.
"Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders terkait lainnya, dalam menjaga stabilitas harga dan mendorong pemulihan ekonomi di Bangka Belitung, terutama dalam pengendalian inflasi, pemberdayaan UMKM, implementasi ekonomi dan keuangan syariah, program kemandirian pesantren, digitalisasi transaksi keuangan ritel (QRIS) dan elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah, serta tercukupinya kebutuhan uang layak edar di masyarakat," ujarnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, optimisme perbaikan kondisi perekonomian Bangka Belitung ke depan ditunjukkan dari perkiraan penjualan, perkiraan investasi, dan indeks ekspektasi konsumen untuk 6 bulan kedepan.
Ekspor komoditas unggulan Bangka Belitung terutama CPO dan Timah juga diperkirakan tetap tinggi. Optimisme peningkatan kinerja ekspor juga didukung oleh Purchasing Managers Index (PMI) Manufacture negara tujuan ekspor yang terus meningkat.
"Meskipun ke depan tantangan yang akan dihadapi tidaklah ringan, melalui sinergi yang baik, seluruh tantangan tersebut pasti dapat dilalui bersama. Bangkit dan optimis dalam upaya pemulihan ekonomi merupakan kunci dalam menghadapi pandemi COVID-19. Bank Indonesia juga akan terus bersinergi dan mendorong lahirnya inovasi baru dalam mengukir kerja nyata mewujudkan Bangka Belitung yang sehat, mandiri dan berdaya saing dalam perekonomian," katanya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait