Cegah Bencana Nuklir, Misi PBB Tiba di PLTN Zaporizhzhia

Joko Setyawanto
PLTN Zaporizhzhia. (Foto: Getty Images)

ZAPORIZHZHIA, lintasbabel.id - 14 personel yang tergabung dalam United Nation - Ied International Atomic Energy Agency (UN - IAEA) akhirnya tiba di pembangkit nuklir terbesar di eropa yang tengah dikuasai oleh militer Rusia. Kehadiran misi PBB ini untuk mencegah kebocoran atau bencana nuklir yang dapat terjadi akibat perang pendudukan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina. 

Sebelumnya, perusahaan nuklir negara Ukraina, Energoatom melaporkan salah satu dari dua reaktor nuklir yang berada dilokasi tersebut telah dimatikam dan mengaktifkan sistem perlindungan darurat menyusul adanya serangan militer yang dilancarkan tentara Rusia saat menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir ini. 

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran banyak pihak akan adanya ancaman kebocoran reaktor yang dapat menimbulkan bencana radiasi nuklir. 

Pihak Ukraina menuding Moskow sengaja menjadikan ancaman bencana radiasi nuklir ini sebagai senjata untuk menekan pemerintah Ukraina maupun negara-negara Uni Eropa. Sementara Rusia balik menuding bahwa militer Ukraina yang menembaki reaktor tersebut untuk mempersalahkan Rusia jika terjadi bencana radiasi. 

Ukraina menuduh Rusia sengaja menyembunyikan peralatan tempur dan amunsi di dalam kawasan ini untuk menghindari serangan artileri berat dan rudal presisi Ukraina. Sedangkan Rusia balik menuduh adanya serangan dari 60 personil pasukan elit Rusia terhadap fasilitas nuklir yang sehingga perlu adanya penempatan personil dan peralatan militer Rusia di tempat itu. 

Aktifitas dan konflik militer yang terjadi diarea yang sangat sensitif dapat menimbulkan bencana tersebut membuat Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA) mengirim misi penyelamatan dan pencegahan dengan menugaskan 14 orang tenaga ahli untuk memastikan kondisi PLTN terbesar di eropa itu dalam keadaan aman. 

Misi IAEA dibawah bendera PBB ini akhirnya tiba di PLTN Zaporizhzhia pada Jumat 1 September 2022, dan meulai memeriksa kondisi salah satu reaktor yang sudah menyalakan sistem perlindungan darurat. 

Dikutip dari the Kiev Independent, Kepala Enwrgoatom, perusahaan nuklir negara Ukraina, Petro Kotin kepada Reuters menyebutkan, misi Atom IAEA ini hanya akan berhasil jika diawali dengan pengosongan fasilitas nuklir tersebut dari pasukan dan peralatan militer. Namun gagasan demiliterisasi PLTN Zaporizhzia ini ditolak oleh Kremlin dengan alasan keamanan. 

Sementara kepala IAEA Chief Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa dirinya berencana menempatkan personil IAEA secara permanen pada  fasilitas nuklir tersebut. Rencana penempatan personel IAEA ini sedang dipersiapkan.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network