MOSKOW, lintasbabel.id - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menuduh Ukraina melakukan serangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Dia menyebut, serangan itu mengancam bencana nuklir di Eropa.
Selain itu, Sergei Shoigu juga menuduh Ukraina terus menyerang PLTN meski ada tim inspeksi dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di lokasi itu.
Lalu, Dia juga menuduh Ukraina melakukan terorisme nuklir seraya membantah tuduhan Ukrina dan negara-negara Barat bahwa Rusia mengerahkan senjata berat di sekitar fasilitas pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu.
PLTN Zaporizhzhia direbut Rusia sejak Maret lalu, namun pengoperasiannya masih dipegang oleh pekerja dari Ukraina.
"Kami tidak punya persenjataan berat di kompleks PLTN atau di sekitarnya. Saya berharap misi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan yakin dengan hal ini," kata Shoigu, dalam pernyataan yang dirilis Kemhan Rusia, Jumat (2/9/2022), seperti dilaporkan kembali Reuters.
Shoigu kembali memperingatkan Ukraina bahwa negara itu harus memikul tanggung jawab atas setiap eskalasi di fasilitas tersebut.
"(Kiev) Memebuat bencana nuklir menjadi ancaman nyata," ujarnya, seraya menambahkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok oleh Barat untuk menyerang PLTN.
Menurutnya, Militer Ukraina menembakkan 120 peluru artileri dan meluncurkan 16 serangan drone bunuh diri ke PLTN selama 6 pekan terakhir.
"Ini tidak lain adalah terorisme nuklir," katanya.
Tim inspeksi IAEA tiba di PLTN pada Kamis untuk memeriksa operasional PLTN serta kerusakan.
Rusia dan Ukraina saling menuduh menyerang fasilitas tersebut.
Ukraina menyalahkan dan menuduh Rusia telah menjadikan PLTN untuk melindungi pasukannya. Tuduhan itu dibantah Rusia dengan menegaskan tak ada persenjataan berat berada di PLTN.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait