Dia mengatakan, nama D9 diambil dari tempat tinggalnya saat dirinya berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Surakarta.
“Saat itu saya menjalani masa hukuman selama 6 bulan akibat kasus narkoba dan tinggal di balik jeruji besi yang berada di blok d nomor 9,” katanya.
Dengan membantu sesama manusia, Hardadi mengaku senang karena dapat membagi pengalaman hidupnya dan menjadi contoh yang baik di mata masyarakat.
“Di sini ada beberapa yang difabel, ada yang cacat, keterbelakangan mental. Ada juga yang pernah kerja di sini buta tapi alhamdulillah justru dua tahun di sini terus dia daftar PNS diterima. Itu suatu kebahagiaan buat kami,” kata Sulis, pegawai difabel.
Sementara, sejumlah pengunjung mengaku tak menyangka jika pemilik kafe adalah mantan narapidana.
Rata-rata pengunjung akan mampir ke Cafe D9 ketika melintas di Kota Salatiga demi menyantap olahan singkong serta membeli untuk oleh-oleh.
“Saya sering, kalau pas di Salatiga pasti beli mampir sini. Karena sekeluarga pada suka, bisa buat oleh-oleh juga dan bisa kasih referensi ke teman-teman,” ujar Ayu Rahayu, pembeli asal Semarang.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait