get app
inews
Aa Text
Read Next : Fun Fighter Babel Vol II Sukses Digelar

Inklusi Sosial dalam Kehidupan Beragama Masyarakat Bangka Belitung

Rabu, 08 Juni 2022 | 18:49 WIB
header img
Wisnu widyadhana, Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UBB. (Foto: Dokumen Pribadi)

MENURUT data Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, Provinsi Bangka Belitung mempunyai penduduk sebanyak 1,46 juta jiwa pada Juni 2021. Diketahui dari data tersebut juga, sebanyak 1,31 juta atau 89, 99% penduduknya beragama Islam.

Kemudian ada 64,39 ribu iiwa atau 4,42% penduduk Babel yang memeluk agama Budha. Ada pula 30,47ribu jiwa atau 2,09% penduduk di Provinsi Babel yang beragama kristen. Sebanyak 29,29 ribu jiwa atau 2,01% penduduk Babel yang beragama Konghucu.

Terdapat 19,01 ribu jiwa, atau 1,31% penduduk di Provinsi Babel yang memeluk agama katolik. Untuk penduduk yang beragama Hindu terdapat sebanyak 1,2 ribu jiwa atau 0,08% di Provinsi Babel,dan terdapat pula 1,26 ribu jiwa (0,09%) yang menganut aliran kepercayaan.

Berdasarkan data diatas bisa dikatakan Bangka Belitung merupakan salah satu  provinsi yang memilikikeberagaman multikultural umat beragama. Banyaknya keberagaman aliran kepercayaan, etnis, dan suku cukup berpotensi menimbulkanpergesekan dan berujung pada konflik horizontal. Namun di Bangka Belitung jarang sekali bahkan tidak pernah terdengar adanya konflik antar agama.

Salah satu bukti nyata dari kerukunan beragama di Bangka Belitung adalah bangunan klenteng dan masjid yang dibangun berdampingan dikota Muntok Bangka Barat. Dua bangunantertua yang ada di Muntok, menjadi saksi bisu ikatan keakraban dan kerukunan antar suku, agama, dan ras, yakni bangunan Kelenteng Fuk Miau, dan Masjid Jami’.

Dalam konsep Inklusi sosial dan penerapannya, seluruhelemen masyarakat berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan berhak memperoleh kesempatan yang sama sebagai warga negara terlepas dari perbedaan apapun. Inklusi sosial adalah upaya untuk menempatkan martabat dan kemandirian individu sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup yang ideal.

Dengan penerapan Inklusi padasuatu masyarakat, akan membawa perubahan sederhana dan praktis dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat di Bangka Belitung sudah bisa dikatakan sebagai masyarakat inklusi, dimana masyarakat Bangka Belitung mampu untuk menerima, mengakui, serta mengikutsertakanberbagai bentuk perbedaan. Dalam keberagaman agama sudah terlihat dari penjelasan sebelumnya, toleransi yang tinggi menjadi kunci keharmonisan perbedaan yang ada di Bangka Belitung.

Dalam masyarakat inklusi, baik yang memiliki perubahan secara umum maupun khusus, tentu mempunyai tanggung jawab melalui perannya masing-masing agar setiap warga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya, dan mendapatkan haknya terhadap segala bidang kehidupan bermasyarakat dan beragama. Setiap individu dalam masyarakat berhak memeluk agama apapun, dan berhak mendapatkan hak mereka sebagai warga negara tanpa harus dibeda-bedakan berdasar SARA.

Inklusi sosial mengeratkan berbagai bentuk perbedaan yang ada di Bangka Belitung. Penerapan Inklusif terhadap perbedaan memberikan ruang bagi individu untuk bisa menjalankan peran, hak, serta fungsi mereka. Konflik agama yang timbul bukan merupakan hasil dari kekejian ajaran suatu agama, karena tidak satupun agama yang mengajarkan penganutnya untuk berprilaku jahat.

 

Artikel ditulis oleh Wisnu widyadhana Jurusan Sosiologi FISIP UBB

 

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut