Arif menilai dalam situasi semacam ini, boleh jadi publik akan menganggap Anies "kacang” yang lupa akan “kulitnya". Pasalnya, Prabowo dan Gerindra punya peran besar mengantarkan Anies ke kursi DKI 1.
"Tapi semua kembali ke Anies apakah akan melawan atau kemudian akan mendukung Prabowo,” imbuhnya.
Lebih lanjut Arif mengatakan, bahwa manuver Anies untuk ikut dalam bursa pilpres telah terlihat saat ini. Selain memang secara elektabilitas masuk dalam radar elektabilitas tiga besar. Kendati demikian, beban politik Anies pada Prabowo yang berperan besar membantunya menjadi gubernur DKI Jakarta ini tentu akan mengganjalnya.
"Bagaimana tidak? Anies dulu berada dalam kubu lawan Prabowo di Pilpres 2014 dan kemudian menjadi menteri Pak Jokowi. Kemudian Anies dicopot dari jabatannya di Kabinet Jokowi. Prabowo dan Gerindra kemudian memberinya tiket maju di Pilgub Jakarta dan menang. Dan bisa jadi juga Anies mendapat bantuan logistik yang besar,” tuturnya.
Editor : Muri Setiawan