get app
inews
Aa Text
Read Next : Jaga Stabilitas Harga Pangan saat Ramadhan, Polres Bangka Barat Cek Harga dan Stok Pangan

Guru Besar IPB Ungkap Indonesia Memiliki Pohon Emas

Jum'at, 22 April 2022 | 18:34 WIB
header img
Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB, Prof Hamim mengungkap Indonesia memiliki pohon emas yang bisa menjadi harta karun. (Foto: Dok. IPB)

JAKARTA, lintasbabel.id - Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB, Prof Hamim mengungkap Indonesia memiliki pohon emas yang bisa menjadi harta karun. 

Menurut Prof Hamim tanaman emas yang dimaksud adalah tanaman yang bisa menyerap logam berat (termasuk logam mulia). Sebab, komponen tersebut tidak mudah terdegradasi dan keberadaan di tanah bisa mencapai ratusan tahun lalu.

Prof Hamim menjelaskan tanaman yang bisa menyerap logam berat adalah tumbuhan yang memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan untuk dapat menyerap logam berat dari lingkungannya. Biasanya tumbuhan digunakan sebagai agen pembersih lingkungan yang dikenal sebagai fitoremediasi.

“Beberapa jenis tumbuhan dapat menyerap logam berat dalam jumlah besar di dalam jaringannya, disebut tumbuhan hiperakumulator. Selain bisa dimanfaatkan dalam fitoremediasi, tumbuhan ini juga bisa digunakan untuk menambang logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel, perak, emas, platinum dan talium atau suatu kegiatan yang dikenal sebagai fitomining,” ucap dia dikutip dari rilis yang diterima iNews.id, Jumat (23/4/2022).

Bahkan, beberapa tumbuhan di sekitar tambang emas juga bisa menjadi alternatif sumber genetik bagi tumbuhan hiperakumulator logam emas. Hasil eksplorasi tumbuhan di seputar tailing dan pertambangan emas PT Antam UBPE Pongkor diketahui memiliki kemampuan mengakumulasi emas meskipun pada kadar yang masih rendah.

Adapun, contoh tumbuhan penghasil emas yang memiliki kemampuan akumulasi paling tinggi adalah bayam dan lembang. Tumbuhan ini bisa menghasilkan sampai 7 gram emas per hari.

“Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di seputar tailing, memiliki kemampuan akumulasi emas yang paling tinggi, namun karena biomassanya rendah sehingga potensi fitominingnya tergolong rendah. Tumbuhan lembang (Typha angustifolia) juga cukup tinggi dalam mengakumulasi logam emas (Au). Typha bisa menghasilkan 5-7 gram emas per hektar. Ini tentunya memerlukan eksplorasi yang lebih jauh,” kata Prof Hamim.

Tumbuhan hiperakumulator, kata Prof Hamim, banyak ditemukan di wilayah dengan kandungan logam tinggi, seperti di tanah serpentine dan ultramafic. Lahan ultramafic terbesar di dunia ada di Indonesia, yakni di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua.

Selain itu, Prof Hamim juga melakukan percobaan dengan memanfaatkan cendawan endofit bersepta gelap (Dark Septate Endophyte) dan cendawan mikoriza. Hasilnya, diketahui cendawan bisa dapat membantu tumbuhan beradaptasi pada lingkungan tercemar logam berat dani dapat membantu program fitoremediasi.

“Penggunaan senyawa amonium tiosianat (NH4SCN) sebagai ligan pelarut emas juga dapat meningkatkan penyerapan emas oleh tanaman dan meningkatkan biomassa tanaman. Ini potensi yang baik untuk program fitomining pada tailing tambang emas,” tutur dia.

Sementara itu, selain tumbuhan hiperakumulator, beberapa jenis tumbuhan penghasil minyak non-pangan (non-edible oil), seperti jarak pagar (Jatropha curcas), jarak kastor (Ricinus communis), mindi (Melia azedarach) dan kemiri sunan (Reutealis trisperma) serta tanaman aromatic (penghasil minyak atsiri) seperti Vetiver (Vetiveria zizanioides) juga berpotensi besar untuk digunakan sebagai agen fitoremediasi maupun fitomining.  

“Hasil percobaan membuktikan bahwa jenis-jenis tumbuhan tersebut mampu bertahan tumbuh pada media cair mengandung Pb dan Hg serta pada media tailing tambang emas. Di antara keempat spesies penghasil minyak non-pangan yang digunakan, Kemiri sunan (R. trisperma) termasuk yang paling tahan terhadap perlakuan dengan logam berat dan tailing tambang emas,” tutup dia.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut