get app
inews
Aa Text
Read Next : Generasi Muda Rentan Penipuan Online dan Judol, Literasi Digital Terus Digenjot

Inflasi Bangka Belitung November 2025 Terjaga Stabil, BI dan TPID Perkuat Langkah Pengendalian

Selasa, 02 Desember 2025 | 20:38 WIB
header img
Kepala Perwakilan BI Babel, Rommy S. Tumawiwy (tengah). Foto: Yanto.

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id – Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada November 2025 tercatat stabil. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan Babel berada di angka 0,36 persen (mtm), turun dari Oktober 2025 sebesar 0,49 persen. 

Meski demikian, inflasi Babel masih lebih tinggi dibandingkan nasional yang berada pada level 0,17 persen (mtm).

Kenaikan harga terutama dipicu kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,74 persen, dengan komoditas penyumbang utama yakni ikan selar dan udang basah. Selain itu, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, khususnya emas perhiasan, ikut mendorong laju inflasi.

Secara tahunan, inflasi Babel tercatat 2,87 persen (yoy), masih dalam rentang target nasional 2,5±1 persen. 

Angka ini juga sedikit lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 2,72 persen (yoy). Kenaikan harga tahunan terutama disumbang kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 7,30 persen, dipengaruhi komoditas cabai merah dan cumi-cumi, serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 6,93 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Babel, Rommy S. Tamawiwy, mengungkapkan kenaikan harga cabai merah dipicu pasokan dari luar daerah yang masih terbatas. Sementara itu, pasokan cumi-cumi terganggu akibat anomali cuaca seperti gelombang tinggi dan angin kencang.

“Tantangan pasokan memang masih terjadi, namun TPID bersama pemerintah daerah terus memastikan stok terpenuhi sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Rommy.

Secara spasial, seluruh wilayah IHK di Babel mengalami inflasi tahunan. Belitung Timur menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 3,59 persen (yoy), disusul Bangka Barat 3,48 persen dan Pangkalpinang 2,67 persen. Tanjungpandan tercatat terendah yaitu 1,67 persen (yoy).

Rommy menegaskan Bank Indonesia terus bersinergi dengan TPID untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil. 

Fokus pengendalian mengacu pada tiga arah kebijakan, yaitu menjaga inflasi pangan bergejolak, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat koordinasi pusat-daerah melalui Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025–2027.

Kerangka 4K—Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif menjadi landasan utama pengendalian inflasi.

Sejak Januari hingga November 2025, TPID bersama Pemda telah melakukan 40 kali sidak ke pasar dan distributor, 92 Operasi Pasar (OP), serta 65 Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh wilayah Babel.

Pada aspek pasokan, TPID juga mendorong implementasi Kerja Sama Antar Daerah (KAD) melalui mekanisme G to G dan B to B. Hingga November 2025, tercatat 13 KAD telah berjalan. Bank Indonesia pun memfasilitasi distribusi pangan untuk 22 kegiatan OP, termasuk pengiriman 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta ke Belitung Timur.

Untuk mendukung komunikasi efektif, TPID menggelar sederet kegiatan seperti 12 High Level Meeting, capacity building untuk petani dan nelayan, FGD dan business matching, studi banding ke Kepulauan Riau, hingga edukasi stabilisasi harga kepada organisasi perempuan.

Rommy menegaskan masih ada tantangan dalam menjaga stabilitas harga di Babel. Namun, dengan kolaborasi kuat antar lembaga dan dukungan masyarakat, inflasi diharapkan tetap terkendali dalam rentang sasaran nasional.

“Kami optimistis pengendalian inflasi yang solid akan mendukung pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Rommy.

Editor : Haryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut