get app
inews
Aa Text
Read Next : Keren! Mahasiswa Asal Mentok Bantu Petani Lada Lewat Aplikasi MySahang

Ironi Mahasiswa saat ini: Kritis dan Idealis di Media Sosial tapi Nyatanya Apatis!

Rabu, 29 Januari 2025 | 14:36 WIB
header img
Sayied Agiel Yusuf, Ketua HW Unmuh Babel. Foto: Istimewa.

"PADA era digital seperti sekarang, mahasiswa seringkali terlihat sangat aktif di media sosial, dengan melakukan kritik-kritik tajam terhadap berbagai isu sosial dan politik. Mereka tampak begitu kritis dan idealis dalam menyuarakan pendapat serta memperjuangkan keadilan. Namun, di balik tampilan tersebut, ironisnya, banyak mahasiswa juga terlihat apatis dalam kehidupan nyata. Mereka cenderung enggan untuk terlibat dalam aksi nyata atau gerakan sosial yang bisa membuat perubahan riil di masyarakat. Mengapa terjadi perbedaan antara kritik yang tajam di media sosial dengan sikap apatis dalam kehidupan sehari-hari?"

Idealisme menjadi kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh seorang pemuda” -Tan Malaka-

Ungkapan Tan Malaka pada masa itu ada benarnya. Anak muda dengan idealisme dan pikiran kritis yang tak terbendung dapat menjadi kekuatan untuk menggerakkan arah kebijakan yang pro terhadap kesejahteraan masyarakat yang tidak hanya memanfaatkan pengaruh dari media sosial, akan tetapi aksi nyata sebagai ujung tombak masyarakat.

Tumpulnya keberanian mahasiswa

Asumsi bahwa mahasiswa sebagai garda terdepan suara rakyat mungkin sudah sirna. Pasalnya, kini banyak mahasiswa yang hanya mampu beropini di media sosial, hal tersebut kontras dengan sejatinya mahasiswa dididik dan ditempa di bangku perkuliahan. Mahasiswa saat ini sering kali terlihat kritis dan idealis di media sosial, namun ironisnya, banyak dari mereka menunjukkan tingkat apatisme yang tinggi dalam kehidupan nyata. Fenomena ini mencerminkan kesenjangan antara tindakan di dunia maya dan dunia nyata. Di tengah eksistensi media sosial yang memungkinkan mahasiswa untuk mengekspresikan pandangan mereka dengan mudah, nyatanya masih banyak yang tidak berpartisipasi secara aktif dalam perubahan sosial yang sebenarnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Mahasiswa memiliki peran penting dalam memajukan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa. Sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan mampu mengkritisi dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat. Namun, kenyataannya banyak mahasiswa yang lebih memilih menjadi penonton ketimbang menjadi protagonis dalam perubahan yang mereka dambakan.

Berdasarkan perspektif ilmiah, fenomena ini dapat dijelaskan oleh teori partisipasi politik. Meskipun mahasiswa memiliki akses luas terhadap informasi dan mendukung isu-isu sosial di platform media sosial, namun kecenderungan untuk terlibat dalam aksi nyata yang membutuhkan dedikasi dan keterlibatan lebih dalam seringkali rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketakutan akan konsekuensi, kurangnya pembinaan nilai-nilai kepemimpinan, hingga minimnya kesadaran akan tanggung jawab sosial sebagai mahasiswa.

Dalam konteks ini, diperlukan upaya yang lebih besar dalam mengubah paradigma mahasiswa dari sekadar kritikus di dunia maya menjadi agen perubahan yang pro aktif di dunia nyata. Perguruan tinggi harus memiliki peran yang lebih aktif dalam mobilisasi pembentukan karakter mahasiswa, meningkatkan kesadaran akan pentingnya berkontribusi secara nyata dalam masyarakat, serta peka terhadap isu lokal maupun nasional yang berkecimpung di masyarakat, mendorong partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik yang membangun.

Meskipun tantangan-tantangan tersebut nyata adanya, bukan berarti mahasiswa tidak memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam aksi nyata untuk perubahan sosial. Sebagai agen perubahan yang potensial, mahasiswa dapat didorong untuk terlibat secara aktif melalui berbagai upaya, antara lain:

a. Penguatan Kesadaran Sosial

Penting bagi lembaga pendidikan yakni Universitas untuk membangun kesadaran sosial di kalangan mahasiswa sejak dini. Dengan memahami isu-isu sosial yang ada dan dampaknya serta sebab akibat terhadap masyarakat, mahasiswa akan lebih termotivasi untuk turun berkontribusi secara aktif dalam gerakan sosial.

b. Penyediaan Wadah Partisipasi

Universitas dan Organisasi Kemahasiswaan dapat menciptakan wadah-wadah partisipasi yang memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam aksi nyata. Melalui kegiatan-kegiatan seperti Kajian isu sosial, Aksi kegiatan amal, atau Diskusi publik, mahasiswa dapat memahami cara berkontribusi secara aktif dalam memperjuangkan perubahan yang mereka harapkan.

Dengan demikian, melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa dan pentingnya keterlibatan langsung dalam menjawab tantangan zaman, yang pada akhirnya mahasiswa bisa melampaui ironi antara ketajaman kritik di media sosial dan tingkat apatis dalam keterlibatan langsung di masyarakat. Hal ini akan menghasilkan generasi mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga peduli secara sosial dan bertanggung jawab dalam membangun masa depan bangsa. **)

Artikel ini ditulis oleh : Sayied Agiel Yusuf, Ketua HW Unmuh Babel.

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut