BANGKA BARAT, Lintasbabel.iNews.id - Dunia jurnalistik di Bangka Belitung khususnya di Kabupaten Bangka Barat (Babar), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya masih banyak oknum yang mengatasnamakan wartawan menggunakan profesinya untuk menakut-nakuti hingga memeras pengusaha, guna meraup keuntungan pribadi menggunakan cara-cara yang sudah jelas melanggar kode etik jurnalistik.
Seperti yang dialami salah satu tokoh masyarakat asal Parit 6 Kota Pangkalpinang. Lantaran tak dapat uang sesuai keinginannnya, seorang oknum wartawan media online berinisial FB asal Bangka Barat malah mengancam dengan ancaman akan menaikkan berita aktivitas penambangan pasir yang diduga ilegal dikawasan Parit 6 Kelurahan Bacang, Pangkalpinang, jika keinginannya tidak dipenuhi.
Insiden dugaan pemerasan itu dialami oleh Nasir, atau lebih akrab disapa Guru Nasir yang berprofesi sebagai petani kebun, di kawasan Parit 6, Pangkalpinang.
Guru Nasir menceritakan bahwa oknum wartawan berinisial FB itu berasal dari Kabupaten Bangka Barat, dan sudah kerap mendatangi lokasi untuk meminta sejumlah uang.
"Namanya Feberi katanya dari Mentok, pertama dia datang berempat bersama temanya, karena saya mau berteman jadi saya kasih lah uangnya, kedua dia datang lagi ke lokasi dan saya kasih lagi, nah yang ketiga datang lagi sore hari ke lokasi tapi saya sedang tidak ada di tempat, kemudian dikasih sama teman saya yang sedang berada di lokasi," kata Guru Nasir saat dihubungi via telepon, pada Senin (08/07/2024) malam.
Kemudian Guru Nasir menambahkan, bahwa pada hari Sabtu FB mengirimkan pesan WhatsApp (WA) untuk konfirmasi kepada dirinya terkait penangkapan alat berat serta penambangan ilegal.
"Lalu pada hari Sabtu ada pesan WA masuk dari FB, kalimatnya mau konfirmasi terkait adanya penangkapan alat berat dan penambangan ilegal, saya bingung kok ada penangkapan, saya langsung menanyakan hal tersebut kepada teman saya di lapangan, namun kata teman saya tidak ada penangkapan apapun," kata Guru Nasir dengan nada heran.
Mendengar ada informasi yang tidak benar dari FB, Guru Nasir kemudian langsung menghubungi FB guna meluruskan pemberitaan, namun justru dirinya diminta untuk mengirimkan uang sebesar Rp1 juta oleh FB.
"Saya langsung telepon FB dan menanyakan dirinya berada di mana, dia bilang sedang di jalan, kemudian saya dengan itikad baik mengajak FB untuk bertemu guna meluruskan pemberitaan tersebut, tapi dia justru FB mengarahkan saya ke orang lain, akhirnya dia minta kirim uang sebesar 1 juta rupiah, tapi tidak saya sanggupi karena tidak memiliki uang," tuturnya.
Karena Guru Nasir tak mampu menyanggupi permintaanya, FB oknum wartawan itu langsung mengancam memberitakan aktivitas penambangan pasir yang diduga ilegal di kawasan tersebut.
"Rencana saya akan melaporkan ke pihak kepolisian dalam satu atau dua hari ini, karena ternyata saya juga banyak dapat kabar negatif tentang sepak terjang FB yang dikenal sering meminta uang, mengintimidasi serta pemberitaan yang tidak berimbang, jelas menyalahgunakan profesi wartawan. Bukti saya sudah lengkap, sebenarnya kita tidak mau konflik, cuma manusia satu ini beda," ujar Guru Nasir.
Editor : Muri Setiawan