Milad ke-75 Tahun HMI, Fadilah Sabri: Kondisi Kita Sedang Tidak Baik-baik Saja

BANGKA, lintasbabel.id - Kondisi kebangsaan saat ini sedang tidak baik-baim saja. Parlemen daerah sekarang tidak lagi seperti parlemen dahulu, yang lebih banyak diam. Padahal anggota dewan sejatinya harus banyak berbicara, sesuai dengan tugas dan fungsinya. 

"Ini otokritik bagi kita semua, kondisi republik sedang tidak baik-baik, pun kondisi umat islam sedang tidak baik-baik. Dan juga kondisi perguruan tinggi sedang tidak baik-baik. Orang mau jadi guru besar itu bukannya mudah, sekarang ada guru besar honoris causa. Belum lagi tuntutan Scopus yang harus terindeks, kampus-kampus harus masuk ke Scopus. Ini kan sistem," ujar Fadilah Sabri saat menyampaikan orasi ilmiahnya dalam kegiatan Milad HMI ke-75 tahun di Sekretariat Kahmi Bangka di Tras Coffee, Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu (5/2/2022). 

Baca Juga

Unstopable KOHATI dalam Katalisator Kebangsaan

Kegiatan bertajuk Sajak-sajak Perjuangan, Hikayat Rembulan Hijau Hitam digelar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Majelis Daerah Bangka, sebagai bentuk untuk memeriahkan hari lahir Himpunan Mahasiswa Islam ke 75 tahun. 

Dikatakan Fadilah, bahwa kader HMI memiliki etika yang selalu dijunjung tinggi para kadernya. Bahkan dalam setiap gerakan organisasi, HMI tetap mengedepankan hal itu. 

"Saya ingin menggugah kita semua, terutama adik-adik kader HMI. Mereka ini membuat adrenalin saya muncul lagi. Senior itu kalau didatangi ada rasa senang. Adik-adik HMI ada etika, etika organisasi, etika antar organisasi. Ini yang harus dijunjung tinggi," katanya. 

Baca Juga

Kohati dan Indonesia

Fadilah sempat menceritakan perjalanannya kala menjadi kader HMI di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. 

"Saya dulu ikut LK 1 tahun 89, bayar 7.500. Padahal uang kiriman bapak saya 25 ribu sebulan. Dan saya tidak tau dimana kegiatan dilaksanakan. Kami datang ke kampus, naik mobil Kobutri, dibawa ke suatu tempat, gak tau dimana. Mata ditutup, sampai ke lokasi baru tau tempatnya. Kenapa tempatnya dirahasiakan? Karena dilarang, dikejar-kejar. Tahun 92 saya ikut LK 2, tempatnya pindah-pindah. HMI itu the second universiti. Lulus LK 2 saya digelari Master oleh teman saya. Dulu LK 1 digelar Sarjana, LK 2 Master dan LK 3 Doktor. Saya sempat vakum 2 tahun. Lalu tahun 94 kembali lagi ke HMI setelah jadi Senat Mahasiswa UII. Tugas saya terakhir buat LK2 se Jawa Tengah, modalnya 100 ribu. Sekarang ada gak adik-adik kader kita seperti itu, berani melakukan gebrakan," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua MD Kahmi Bangka, Taufik Korianto dalam pidato politiknya menyampaikan bahwa HMI telah banyak berkiprah dalam dunia politik di Indonesia dan daerah. 

Baca Juga

Peringatan HUT ke-77 Bhayangkara di Mata HMI Babel Raya: Euforia dan Foya-Foya

"Berbicara politik sangat sederhana. Politik itu bagaimana mengambil hati masyarakat. Barang siapa mampu mengambil persepsi publik makan dialah pemenang. Bagaimana caranya, kalau dalam dunia politik bisa melalui serangan udara dan serangan darat. Serangan udara itu bermedsos. Untuk menyampaikan kepada publik. Kalau serangan darat, tindakan yang kita lakukan di lapangan, contohnya seperti kita sekarang, silaturahmi, kumpul-kumpul," katanya. 

Menurut Taufik, politik tanpa strategi makan tidak akan menghasilkan apa-apa. Strategi tanpa politik adalah suatu kebisingan, tidak bisa mencapai apa-apa. 

"Saya sepakat hari ini kita sedang tidak baik-baik saja. Kita baru sadar kalau kita sudah ditindas. Siapa yang menindas adalah musuh. Maka harus ada perlawanan, pertempuran. Agar kita bisa merebut kemenangan. Kita harus bangkit untuk berbenah diri agar bisa lebih maju lagi," ujarnya. 

Baca Juga

Pleno III HMI Babel Raya, Serukan Semangat Persatuan untuk Pemerataan Pembangunan

Menurutnya, saat ini seluruh alumni HMI hampir ada di segala lini, di OPD, parlemen, dan tempat lainnya. Karena itu, simpul ini harus dikuatkan. 

"Momentum malam ini, adalah penyambung simpul-simpul ini. Minimal 2 bulan sekali kita gelar silaturahmi agar simpul-simpul itu makin erat," katanya. 

Taufik sempat menyinggung persiapan jelang pesta demokrasi, pemilu 2024. 

Baca Juga

Masa Lalu dan Masa Kini: Kurang Puaskah Kanda Berkader?

"Sekarang tahun 2022, maka harus mempersiapkan diri untuk 2 tahun lagi. Saya ingat pesan Ali bin Abu Thalib, kejahatan itu terjadi bukannya karena banyaknya orang-orang jahat, tapi diamnya orang-orang baik. Kalau orang-orang baik diam tidak mau berpolitik, maka orang-orang jahat lah yang berpolitik. Jadi kepada kawan-kawan alumni HMI, persiapan diri, kita bertempur di 2024. Persiapan itu adalah segalanya, orang yang siap akan menjadi pemenang," kata Taufik. 

Kegiatan ini sendiri diikuti alumni dan kader HMI yang berdomisili di Kabupaten Bangka.

Editor : Muri Setiawan