"Kolaborasi dalam membangun proyek bersama yang berteknologi khusus dan tinggi berbasis dual use of technology (pertahanan dan non pertahanan,)" ujarnya, Jumat (4/2/2022).
Bagi Kementerian Pertahanan dan TNI, ungkap Bobby, pembentukan holding akan memberi keuntungan berupa kesesuaian produk alat pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dengan kebutuhan militer.
Bahkan, pelayanan yang lebih baik dari sisi kualitas produk, serta menjamin kemudahan perawatan dan pemeliharaan alpalhankam dalam negeri.
“Kuncinya semua unsur industri pertahanan nasional harus dapat saling mendukung satu sama lain, baik BUMN maupun swasta,” katanya.
Menurut dia, kolaborasi dan keterkaitan antar lembaga stakeholder yang kuat merupakan prasyarat untuk menciptakan ekosistem industri pertahanan nasional yang kuat, mandiri dan sehat.
Berdasarkan prognosa, kinerja kelima BUMN industry pertahanan pada akhir 2021 meraup total pendapatan sebesar Rp15,98 triliun (pertahanan dan non pertahanan). Diantaranya senilai Rp7,98 triliun berasal dari sektor pertahanan atau 19% penyerapan terhadap anggaran alpalhankam 2021.
Editor : Muri Setiawan