Untuk itu, pihaknya telah melakukan rekayasa lalu lintas (traffic) yang semula kendaraan roda dua diapit oleh kendaraan roda empat jenis truk dan minibus, kini dipindahkan ke arah dekat ruang tunggu penumpang. Dengan begitu, lebih memanusiakan pengendara roda dua.
"Bayangkan pengendara roda dua itu di posisi tengah-tengah, menghirup karbon dioksida kita, tanpa atap sudah jauh-jauh ke sini, jadi dipindahkan ke arah dekat ruang tunggu. Lagi pula kapasitas ruang tunggu kami juga cukup sekitar 300 orang," tuturnya.
Peralihan akses ini juga mempengaruhi alur kendaraan minibus sebelum masuk ke kapal. Semula harus masuk berurutan dengan berputar karena ada kendaraan roda dua, namun sekarang menjadi fleksibel dengan sistem first in dan first out.
"Dengan begitu, truk, mobil pribadi dan roda dua terpisah dengan jelas. Truk ke arah kiri dengan parkir lebih luas sama dengan mobil pribadi dari roda dua. Kita antisipasi jangan sampai kejadian tahun-tahun lalu, pengguna jasa sampai menunggu 6 jam, bahkan 2021 sampai menginap 3 hari," ucapnya.
Editor : Muri Setiawan