BANGKA, Lintasbabel.iNews.id - Untuk membentuk karakter kepemimpinan yang Responsif serta berkompeten Sebagai Agent Of Change, Badan Eksekutif Mahaiswa (BEM) Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan kepada para calon Pengurus BEM dengan menggandeng Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Bangka Belitung di Gedung Polman Negeri Bangka Belitung Sabtu (22/7/2023) Siang.
Latihan Dasar Kepemimpinan yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Polman Negeri Bangka Belitung kepada para calon pengurus BEM tahun 2023/2024 ini berlangsung selama tiga hari.
Muhammad Dzuljalali, presiden mahasiswa Polman Babel 2022/2023 mengatakan, calon pengurus BEM yang mengikuti Pelatihan Dasar Kepemimpinan ini sebanyak 19 orang.
Latiahan Dasar Kepemimpinan kepada para calon pengurus BEM yang berlangsung selama tiga hari ini dengan mendatangkan beberapa narasumber yakni Presiden Mahasiswa IAIN SAS Babel atau Koordinator Daerah Bangka Belitung 2023 dengan Materi Sejarah gerakan mahasiswa, Pengurus Pusat FL2MI 2019-2020, Ketua DPM UBB 2018-2018 dengan materi Telaah kritis sistem pemerintahan dan ideologi dunia serta dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengurus Daerah Kepulauan Bangka Belitung dengan materi media sebagai alat gerak, serta masih banyak lagi materi lainya tercatat secara keseluruhan ada sekitar ada 15 materi, 7 materi inti dan 8 materi internal organisasi BEM Polman Babel itu sendiri.
"Latihan Dasar Kepemimpinan ini merupakan hal yang penting untuk sebuah organisasi, karena di dalam Latihan Dasar Kepemimpinan ini harapaan kami dapat membentuk suatu regenerasi atau pun kader kader yang nantinya memiliki wawasan luas dan sesuai dengan temanya juga membentuk karakter Kepemimpinan yang Responsif,intinya bisa bermanfaat untuk orang banyak nantinya," kata Muhammad Dzuljalali.
Muhammad Dzuljalali, mengharapkan setelah dilaksanakannya latihan dasar kepemimpinan ini membuka pikiran mahasiswa, mengupgrade dan mengasah nalar kritis serta mampu untuk membawa perubahan ke arah lebih baik.
Dalam kesempatan itu Ketua Jurnalis Televisi Indoensia (IJTI) Pengurus Daerah Kepulauan Bangka Belitung Joko Setyawanto menjelaskan, beberapa poin-poin fungsi dari media itu sendiri yakni terutama sebagai media informasi, media pendidikan, kontrol sosial, hiburan, dan dapat berfungsi sebagai kekuatan ekonomi.
"Intinya media massa sangat berbeda dengan media sosial, dimana kalau media massa, berita apa pun yang disampaikan, itu wajib melakukan konfirmasi kepada narasumber, apalagi media televisi, setiap berita yang disampaikan harus memiliki wawancara atau keterangan narasumber, dan berita yang disebarkan pasti memiliki nilai-nilai edukasi. Berbeda dengan media sosial, dimana berita yang disampaikan belum tentu benar dan tidak bisa dilertanggungjawabkan, karena sekarang banyak sekali informasi-informasi yang disampaikan lewat media sosial, baik Facebook, Instagram, tik tok atau yang lain," kata Joko.
Joko berharap, agar para mahasiswa dapat memanfaatkan media sebagai ruang gerak, baik untuk menyampaikan tulisan opini atau sebagainya.
"Sekarang media banyak memang dimanfaatkan sebagai pecintraan, baik pelaku politisi maupun perusahaan komersil ingin penyampaian produk atau iklan, nah pertanyaannya kenapa mahasiswa tidak memanfaatkan itu, mungkin semua mahasiswa di sini pasti mempunyai akun media sosial, saya harap gunakanlah dengan bijak, jangan sampai menyangkut Undang-Undang ITE atau Pornografi," katanya.
Selain menjelaskan beberapa fungsi media, Joko juga menyampaikan beberapa poin-poin Kode Etik yang wajib dimiliki seorang Jurnalis, yakni sebagai kontrol salah seorang jurnalis untuk melakukan aktivitasnya.
Editor : Muri Setiawan