ROSTOV, Lintasbabel.iNews.id - Analisa banyak pengamat militer tentang pasukan Wagner grup benar-benar terbukti. Gerombolan tentara bayaran yang baru kembali dari penugasan perang di Ukraina, melakukan pemberontakan dan merebut kota Rostov dan Voronezh.
Ironisnya, gerombolan yang dipimpin Yevgeny Prigozhin ini tidak mendapatkan perlawanan berarti dari tentara reguler Rusia. Bahkan sebagian besar menyerahkan diri dan memilih bergabung untuk mengambil alih kekuasaan kota. Sementara kepolisian Rusia mengaku tidak memiliki kemampuan untuk menahan gerombolan yang memiliki kemampuan tempur dan persenjataan berat ini.
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa konvoi gerombolan bersenjata lengkap termasuk membawa kendaraan tempur dan tank ini memasuki kota Rostov dan Voronezh tanpa mendapat gangguan ataupun perlawanan. Warga setempat hanya dibuat kebingungan dan tidak memahami apa yang sedang terjadi.
Sukses menguasai dua kota penting ini, pasukan yang mayoritas berisikan para mantan tahanan kriminal yang direkrut khusus untuk memerangi Ukraina ini, mulai mendekati kota Krasnodar dan Volgograd. Diperkirakan hanya dalam hitungan jam, keduanya akan jatuh kedalam kendali pasukan Wagner.
Menanggapi situasi yang terjadi, Jenderal Sergey Surovikin yang sempat menjabat sebagai komandan pasukan gabungan pada operasi militer khusus ke Ukraina, mendesak agar pasukan Wagner untuk menghentikan aksinya demi keselamatan negara. Pemberontakan yang dilakukan Wagner grup diyakini hanya akan membuka peluang bagi negara-negara barat untuk memecah belah Rusia.
"Saya mendesak anda untuk berhenti, musuh hanya menunggu situasi politik internal memburuk di negara kita. Anda tidak dapat memberikan ini kepada musuh pada saat yang sulit bagi negara ini," kata Jenderal Sergey Surovikin.
Editor : Muri Setiawan