Mengenal Haji Backpacker, Alternatif ke Tanah Suci dengan Biaya Murah

Kegiatan ibadah haji sendiri dimulai dengan bermalam di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, kemudian dilanjutkan berdiam diri di Padang Arafah keesokan harinya, lalu bermalam di Muzdalifah.
Rukun haji diakhiri dengan melempar jumrah pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.
Nah, saat ini ada yang namanya haji backpacker. Terutama bagi Anda yang menyukai tantangan bepergian ke luar negeri, haji backpacker mungkin adalah solusinya.
Hanya saja, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat melaksanakan haji backpacker ini, diantaranya:
1. Penguasaan Bahasa Asing
Penguasaan bahasa asing adalah hal utama yang harus dimiliki para pelaku haji backpacker. Bahasa Inggris wajib untuk dikuasai, karena haji backpacker akan melintasi sejumlah negara. Jangan lupa untuk membawa kamus Bahasa Inggris, jika Anda belum fasih menggunakan bahasa internasional ini.
2. Karakter Budaya dan Adaptasi
Calon haji backpacker, juga harus mencari tau budaya dan karakter sejumlah negara yang akan dilintasi, terutama budaya di negara kawasan Timur Tengah.
Selain karakter budaya, calon haji backpacker juga harus melengkapi sejumlah barang bawaan yang sesuai dengan iklim dan musim yang ada di Timur Tengah. Iklim di Tanah Air yang tropis, tentu akan berbeda dengan Arab Saudi yang pada siang hari begitu panas, namun di malam hari suhu bisa sangat dingin.
Editor : Muri Setiawan