Mengenal Haji Backpacker, Alternatif ke Tanah Suci dengan Biaya Murah

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Mengenal haji backpacker, yang kini tengah viral di Tanah Air. Haji backpacker bisa jadi sebuah alternatif pilihan bagi umat muslim, yang tidak memiliki kecukupan biaya untuk berangkat ke Tanah Suci.

Haji adalah Rukun Islam kelima, dan hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu, baik secara ekonomi maupun secara jiwa raga. Namun, tidak semua umat muslim berkesempatan menunaikan ibadah yang satu ini.

Selain biayanya yang tinggi, waktu tunggu yang terbilang cukup lama terkadang menjadi halangan atau kendala bagi setiap muslim, untuk melaksanakan haji.

Secara bahasa, haji memiliki arti menyengaja atau mengunjungi. Dalam etimologi bahasa Arab, haji berarti qashd yang berarti tujuan dan maksud. 

Sementara dalam istilah syara’, haji adalah bekunjung ke Baitullah untuk melakukan beberapa amalan thawaf, sa’i dan wukuf di Arafah serta amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah.

Kegiatan ibadah haji sendiri dimulai dengan bermalam di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, kemudian dilanjutkan berdiam diri di Padang Arafah keesokan harinya, lalu bermalam di Muzdalifah.

Rukun haji diakhiri dengan melempar jumrah pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.

Nah, saat ini ada yang namanya haji backpacker. Terutama bagi Anda yang menyukai tantangan bepergian ke luar negeri, haji backpacker mungkin adalah solusinya.

Hanya saja, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat melaksanakan haji backpacker ini, diantaranya:

1. Penguasaan Bahasa Asing

Penguasaan bahasa asing adalah hal utama yang harus dimiliki para pelaku haji backpacker. Bahasa Inggris wajib untuk dikuasai, karena haji backpacker akan melintasi sejumlah negara. Jangan lupa untuk membawa kamus Bahasa Inggris, jika Anda belum fasih menggunakan bahasa internasional ini.

2. Karakter Budaya dan Adaptasi

Calon haji backpacker, juga harus mencari tau budaya dan karakter sejumlah negara yang akan dilintasi, terutama budaya di negara kawasan Timur Tengah.

Selain karakter budaya, calon haji backpacker juga harus melengkapi sejumlah barang bawaan yang sesuai dengan iklim dan musim yang ada di Timur Tengah. Iklim di Tanah Air yang tropis, tentu akan berbeda dengan Arab Saudi yang pada siang hari begitu panas, namun di malam hari suhu bisa sangat dingin.

3. Barang Bawaan

Calon haji backpacker juga perlu memperhatikan barang bawaan. Pelajari dan patuhi aturan keimigrasian di setiap negara yang akan dilintasi. Hindari membawa barang yang ke depan akan membuat Anda bermasalah di keimigrasian negara tertentu.

4. Dokumen Keimigrasian dan Valas

Yang paling penting dan utama bagi calon haji backpacker adalah menyiapkan semua dokumen keimigrasian, yaitu paspor, visa, KTP. 
Selain dokumen keimigrasian, jangan lupa untuk menukarkan mata uang Rupiah ke mata uang negara yang akan dilintasi, terutama mata uang Arab Saudi. Anda dapat menukarkan valas ke money changer atau, siapkan dompet digital yang secara otomatis bisa dikonversi ke mata uang negara tersebut.

5. Biro Perjalanan atau Komunitas Haji Backpacker

Jika Anda kesulitan melakukan haji backpacker sendirian, ada baiknya menggunakan biro perjalanan untuk mengurus perjalanan Anda.

Atau bisa bergabung di komunitas haji backpacker terpercaya, yang sudah beberapa kali sukses melaksanakan haji backpacker. Komunitas ini bisa Anda cari di beberapa sosial media. Perhatikan testimoni dari mereka yang sudah pernah bergabung di komunitas ini sebelumnya, agar Anda juga bisa melaksanakan serangkaian haji backpacker dengan lancar.

Komunitas ini juga biasanya sudah mengerti tempat penginapan dan rumah makan yang murah bagi kantong haji backpacker. Hal ini tentu menjadi kelebihan tersendiri bagi calon haji backpacker untuk menghemat biaya.

Itulah tadi uraian singkat tentang haji backpacker, Anda tertarik?

Editor : Muri Setiawan