POLA Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) umumnya sebagai bentuk perilaku kesadaran keluarga dan diri sendiri untuk menolongnya terhadap kesehatan dan mencegah dari segala bentuk penyakit dalam aktivitas masyarakat.
Umumnya PHBS memiliki 10 (sepuluh) indikator dalam penerapannya yakni, lakukan persalinan di fasilitas kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, memberantas sarang nyamuk minimal seminggu sekali, menggunakan jamban sehat, dan tidak merokok.
Bulan puasa yang sedang kita jalani saat ini tentunya akan sangat mempengaruhi pola hidup bersih dan sehat kita pada hari biasa salah satunya seperti pola makan.
Tak jarang kondisi di bulan puasa sering membuat kita mengalami berbagai masalah kesehatan tertentu apabila mengabaikan PHBS.
Diantara masalah kesehatan yang paling sering muncul dan kita rasakan saat berpuasa seperti mudah lelah, sering mengantuk, tubuh terasa lemas, tenggorokan kering, dan sebagainya itu karena diantaranya disebabkan tubuh kekurangan serat, air, dan terlalu banyak mengkonsumsi makanan berminyak seperti gorengan.
Setiap permasalahan kesehatan yang muncul tidak mesti kita jadikan alasan untuk bermalas-malasan, enggan bekerja dan beraktifitas, berbaring-baring dirumah, dan tidur sepanjang hari.
Kita juga sering melakukan kebiasaan buruk lainnya dibulan puasa seperti makan sahur terlalu banyak, berbuka puasa berlebihan, dan tidak memperhatikan kandungan gizi seimbang serta mengabaikan makan sayur dan buah.
Tentunya pola seperti ini tidak sehat bagi kita yang malahan dapat memicu timbulnya masalah kesehatan usai melewati bulan puasa. Tentu tidak kita inginkan hal ini terjadi.
Sebaiknya tetap menjaga PHBS di bulan puasa agar ibadah dan aktifitas kita tetap lancar tidak terganggu dan tubuh tetap dalam kondisi prima sehat.
Beberapa treatment PHBS berikut ini dapat kita terapkan selama menjalankan bulan yang suci dan penuh ampunan ini.
Berbuka puasalah dengan selalu minum air putih dianjurkan tubuh mendapatkan 8-10 gelas setiap harinya agar menjaga dari dehidrasi, dan juga mengawali makan-makanan yang manis dari buah-buahan seperti buah kurma.
Kemudian menu berbuka puasa dan menu pada saat sahur pastikan menu tersebut memenuhi kebutuhan gizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok (nasi, jagung, atau roti), lauk-pauk (ikan, ayam, telur, tempe, tahu, kacang-kacangan, dan lainnya), sayuran dan buah-buahan yang beragam.
Menghindari makanan yang asin dan berlemak pada saat makan sahur dan berbuka puasa sangat penting dilakukan juga berguna untuk mencegah datangnya penyakit tidak menular tertentu.
Bagi para perokok aktif bulan puasa dapat dijadikan kesempatan terbaik untuk memulai agar diri berhenti merokok dan untuk perokok pasif untuk bisa menghindari lingkungan yang dipenuhi asap rokok. Sterilkan ruangan dalam rumah dan tempat umum dari asap rokok.
Berpuasa makan dan minum bukan berarti ikut berpuasa aktifitas fisik, upayakan untuk tetap melakukan olahraga ringan sesuai dengan kemampuan tubuh setiap harinya.
Menghindari stres saat berpuasa, dengan cara memperbanyak ibadah, atau jalan-jalan di sore hari/ngabuburit sembari menunggu waktu berbuka puasa dengan berburu takjil dan makanan berbuka puasa.
Dan tetap mengontrol kesehatan selama berpuasa salah satunya bagi penderita hipertensi, gula darah, asam urat, dan penyakit tidak menular lainnya ke fasilitas pelayanan kesehatan secara rutin dan menyiapkan selalu obat-obatan dirumah yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan jadwal meminum obatnya.
Berpuasa sejatinya bisa menjadi energi positif bagi kita untuk meningkatkan kesehatan baik bagi mereka yang sehat ataupun bagi para penderita penyakit menular tertentu karena dengan berpuasa kita membantu berdiet sehat selama tetap menerapkan PHBS. Dengan bertreatment PHBS membuat kita tetap dalam kondisi sehat dan semangat di bulan Puasa.
Tetap saling mendukung dan mengingatkan sesama kita untuk ikut serta ber-phbs karena dokter terbaik itu adalah diri kita sendiri, dan mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Artikel ini ditulis oleh Chairul Aprizal, SKM, Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Chairul Aprizal, SKM, Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Foto: Ist.
Editor : Muri Setiawan