JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Gamelan, mendngar satu kata itu tentu setiap orang sudah langsung bisa memberikan penjelasan. Gamelan selalu identik dengan musik, Jawa, dan Wayang. Ya, alat musik yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO ini adalah alat musik ansambel tradisional Jawa, Sunda, Bali dan Lombok.
Gamelan memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada slendro dan pelog. Terdiri dari instrumen musik perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan.
Gamelan sudah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari rakyat di berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya itu, gamelan juga terus dipelajari dan dikembangkan, hingga diwariskan dari generasi ke generasi.
Berikut ini sejumlah fakta soal Gamelan, yang dirangkum dari iNews.id, Senin (3/4/2023).
Warisan Budaya Tak Benda ke-12 Indonesia
Mengutip akun Instagram resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), penetapan gamelan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, dilakukan melalui sidang Ke-16 Komite Penyelamatan Warisan Budaya Tak Benda (Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage) yang berlangsung di Paris, Prancis, Rabu (15/12/2021) lalu.
Dengan adanya penetapan ini, gamelan bergabung menjadi Warisan Budaya Tak Benda ke-12 Indonesia.
Alat Musik Tradisional
Sejatinya, gamelan merupakan alat musik tradisional yang sering ditemui di berbagai daerah di Indonesia, seperti misalnya di Bali, Madura, dan Lombok.
Sudah ada Sejak 404 Masehi
Gamelan sudah ada sejak tahun 404 Masehi. Keberadaan gamelan mendahului proses transisi budaya Hindu-Buddha yang mendominasi Nusantara, dalam catatan awalnya, dengan demikian mewakili bentuk kesenian asli Indonesia.
Alat musik ini diperkirakan sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi, dilihat dari adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan Prambanan.
Punya Filosofi
UNESCO mencatat nilai filosofi Gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta.
UNESCO juga mengakui Gamelan, yang dimainkan secara orkestra, mengajarkan nilai-nilai harmoni, saling menghormati, mencintai dan peduli satu sama lain.
Editor : Muri Setiawan