JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - 5 amalan yang ringan dilakukan namun berat timbangan amal ibadahnya, bisa Anda ketahui dari artikel berikut ini. Karenanya, simak sampai selesai, ya!
Kelima amalan saleh yang kekal itu yakni, membaca kalimat Laa ilaaha illallah, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar dan La haula wa laa quwwata illa billah. Kelima amalan kekal itu menurut para ulama dikategorikan sebagai kalimat Al Baqiyatus shalihatu yakni amalan-amalan saleh yang kekal.
Kalimat Al Baqiyatus shalihat disebutkan dalam Alquran, Surat Al Kahfi ayat 46. Allah SWT berfirman:
{وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا}
Artinya: Tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Al-Kahfi: 46).
Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, para ulama salaf berbeda pendapat menganai maksud kalimat al baqiyatus salihatu. Sebagian memaknainya dengan salat lima waktu, namun sebagian lagi dengan kalimat tahlil, tasbih, tahmid, takbir dan hauqolah.
Amirul Mu’minin Usman ibnu Affan ketika ditanya mengenai makna al-baqiyah ash shalihat ini, maka ia menjawab bahwa hal itu adalah ucapan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Yakni Laa ilaaha illallah, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar dan La haula wa laa quwwata illa billah.
Artinya: Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Mahasuci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan Allah Mahabesar, dan tidak ada upaya (untuk menghindari kedurhakaan) dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ibadah) kecuali hanya dengan (pertolongan) Allah, Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
Lima kalimat kekal atau al baqiyatus shalihat itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa pada suatu hari Amirul Mu'minin Utsman Bin Affan duduk di suatu majelis lalu ditanya tentang Al Baqiyatus shalihat.
فَمَا الْبَاقِيَاتِ الصَّالِحَاتُ يَا عُثْمَانُ؟ قَالَ: هِيَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، والحمد لله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Artinya: Orang-orang bertanya, 'Ini adalah kebaikan-kebaikan. Maka apakah yang dimaksud dengan al-baqiyatus salihat, hai Usman?' Usman menjawab bahwa yang dimaksud dengannya ialah kalimah: 'Tidak ada Tuhan selain Allah, Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, Allah Mahabesar, tidak ada upaya (untuk menjauhkan diri dari kedurhakaan) dan tidak ada kekuatan (untuk mengerjakan ibadah) kecuali hanya dengan (pertolongan) Allah, Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
Dalam hadits lain seperti yang diriwayat Abu Harairah dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، منَ الْبَاقِيَاتِ الصَّالِحَاتِ"
Artinya: Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar; semuanya itu adalah amalan-amalan yang kekal lagi saleh'.”
Tanaman Surga Kalimat Al Baqiyatus Shalihat itu selain amalan kekal yang membuat neraca timbangan amal perbuatan bertambah berat, juga akan menjadi tanaman surga. Hal ini disebutkan dalam hadits Nabi SAW saat Isra Mi'raj.
"عُرِجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ فَأُرِيتُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا جِبْرِيلُ مَنْ هَذَا مَعَكَ؟ فَقَالَ: مُحَمَّدٌ فَرَحَّبَ بِي وسَهَّل، ثُمَّ قَالَ: مُرْ أُمَّتَكَ فَلْتُكْثِرْ مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ، فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ. فَقُلْتُ: وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ"
Artinya: Aku dinaikkan ke langit, dan di langit aku melihat Ibrahim a.s. Maka Ibrahim bertanya, 'Hai Jibril, siapakah orang yang bersamamu ini?' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Maka Ibrahim menyambut kedatanganku dengan sambutan yang gembira lagi hangat. Kemudian Ibrahim berkata, 'Perintahkanlah kepada umatmu agar mereka memperbanyak tanaman surga, karena sesungguhnya surga itu tanahnya wangi dan buminya luas sekali.' Aku bertanya, 'Apakah tanaman surga itu?' Ibrahim menjawab: Tidak ada daya (untuk menghindarkan diri dari kedurhakaan) dan tidak ada kekuatan (untuk mengerjakan ibadah) kecuali dengan (pertolongan)Allah'."
Wallahu A'lam
Editor : Muri Setiawan