BELITUNG, Lintasbabel.iNews.id - Multi - Stakeholders Dialogue On The Development Of The ASEAN Blue Economy Framework, menjadi rangkaian pembuka Pertemuan Asean Economic Integration (HLTF-EI) and Related Meeeting, Rabu (01/03/2023) di Northem Light Ballroom Sheraton Hotel dan Resort Belitung.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr.Edi Prio Pambudi, mengungkapkan pemilihan Belitung sebagai lokasi pertemuan dikarenakan potensi ekonomi dari sektor kelautan yang sesuai dengan isu utama Blue Economy.
Hotel Sheraton Belitung juga sengaja dipilih, karena memiliki ,view pantai yang indah, alasan lain yaitu view hotel ini langsung menghadap ke mercusuar/menara yang dijadikan pemandu bagi kapal-kapal yang berlayar.
"Kita disini untuk menuntun para pemimpin kita dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya ekonomi biru," ungkap Edi Prio.
Menurut Edi Prio, para pemimpin Negara Asean pada pertemuan ke ke-38 Asian Summit tahun 2021 setuju untuk mendeklarasikan Blue Economy. Para Anggota berkomitmen untuk memilih pemanfaatan kelautan dan perairan secara inklusif dan berkelanjutan.
"Kerangka kerja akan memperkuat komitmen ASEAN dalam kerjasama regional pada Blue Ekonomi," ujar Edi Pri.
Pj Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin saat pembuka Pertemuan Asean Economic Integration (HLTF-EI) and Related Meeeting, Rabu (01/03/2023) di Northem Light Ballroom Sheraton Hotel dan Resort Belitung. Foto: Istimewa.
Sementara itu, Pj. Gubernur Kepulauan Babel, Drs. Ir. Ridwan Djamaludin, M.Sc mengungkapkan bahwa terpilihnya Belitung sangatlah tepat untuk membicarakan blue economi dan memiliki banyak aspek keunikan tentunya yang berkaitan dengan pembahasan.
"Laut kami diprediksi memiliki potensi kelautan $2,5 triliun ditambah potensi perairan lainnya dengan nilai market kelautan sebesar $3 triliun setiap tahunnya atau setara 5% GDP global," ungkap Ridwan.
Menurut Ridwan, Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu daerah dengan extraordinary potensi ekonomi maritim, seperti wisata maritim, perikanan tangkap, perikanan budidaya dan produk olahan perikanan.
Dirinya sangat berharap akan ada dampak jangka pendek, menengah dan panjang dalam arah pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan ditingkat nasional regional dan lokal termasuk adanya interpensi anggaran hingga kerjasama antar negara.
"Ekonomi biru ini harus dipandang serius demi kemajuan Kepulauan Bangka Belitung di masa yang akan datang," ujar Ridwan.
Editor : Muri Setiawan