get app
inews
Aa Text
Read Next : Dian Sastrowardoyo Mantap Jadi Mualaf Saat Momen Isra' Mi'raj

Kisah Thomas Irving, Mualaf asal Kanada yang Mendapat Hidayat usai Kenal Seorang Muslim India

Kamis, 19 Januari 2023 | 18:04 WIB
header img
Thomas Irving, mualaf asal Kanada yang mendapat hidayah dari Allah Ta'ala usai berkenalan dengan seorang muslim dari Mombay India. Foto: Ilustrasi/ Sound Vision.

JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Kisah Thomas Irving, mualaf asal Kanada yang mendapat hidayah usai berkenalan dengan seorang muslim dari India. Di dalam artikel ini, Irving menuturkan perjalanannya mencari Islam, dengan banyak membaca buku-buku tentang Isla, juga tafsir al-Quran.


Salah satu jurnal karya Thomas Irving tentang Islam. Foto: Istimewa/Net.
 
 

"Akhirnya saya dapat menerima pengertian bahwa Muhammad SAW diutus oleh Tuhan karena beberapa sebab," ujarnya dilansir dari SindoNews.com, Rabu (18/1/2023).

"Pertama, karena memang kebutuhannya telah dirasakan. Kedua, kesimpulan saya sendiri cocok dengan apa yang diajarkan olehnya. Ketiga, terpisah dari kedua soal tadi, kepercayaan dan keimanan yang tercurah atas hati saya terhadap kesucian Al-Qur'an dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW".

Itulah pengakuan singkat dari Thomas Irving, perihal awal mula dia memeluk Islam sebagai agamanya sekarang. Berikut ini penuturan lengkap Thomas Irving, sebagaimana dinukil buku yang diterjemahkan Bachtiar Affandie berjudul "Mengapa Kami Memilih Islam" oleh Rabithah Alam Islamy Mekkah (PT Alma'arif, Bandung, 1981).

Sebelum saya menceritakan kisah saya memeluk Islam, saya berpendapat ada baiknya kalau terlebih dahulu saya menceritakan pengalaman saya sendiri sebelum dan sesudah mengetahui barang sedikit dasar-dasar Islam.

Dengan demikian saya tidak bermaksud hanya sekadar bercerita. Maksud saya ialah menunjukkan bagaimana perkembangan pikiran beribu-ribu pemuda Kanada yang lain dan Amerika, dan kesempatan yang diharapkan oleh suatu dakwah Islam yang berhasil.

Saya ingat sesuatu yang sangat menggerakkan hati saya, pada waktu saya masih seorang anak kecil, tentang penjelasan Kristen mengenai kehidupan Yesus. Akan tetapi saya tidak bisa mengatakan bahwa waktu itu saya menjadi orang Kristen atas dasar keyakinan saya sendiri.

Kisah-kisah yang tersebut dalam Injil itu tidak dapat menarik perhatian saya, ketika saya bertanya-tanya dalam kekagetan tentang sebab banyaknya orang yang tidak bertuhan di dunia dan tentang sebab adanya perbedaan antara Yahudi dan Kristen mengenai Injil itu sendiri.

Mengapa orang-orang yang tidak percaya kepadanya dikutuk, pada hal itu bukan karena kesalahan mereka sendiri? Lagi pula mengapa mereka mempraktikkan kebaikan sebagai suatu ummat atau bangsa yang "maju"?

Saya ingat terutama kepada apa yang pernah dikatakan oleh seorang anggota Missi Islam dari India tentang kekuatan kaum Muslimin memeluk agamanya. Hal itu adalah untuk pertama kalinya saya mendengar tentang Islam.

Ucapan itu telah menyebabkan saya menghargai itu orang-orang yang mantap dalam kepercayaannya, dan saya ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang orang-orang yang "terkutuk" itu.

Pada tahun pertama saya mempelajari kesusastraan Timur, saya membaca tentang perkembangan pikiran kemanusiaan dalam usahanya mengenal Allah. Yesus diangkat tinggi dalam gambarannya sebagai "tuhan yang pengasih". Akan tetapi gambaran ini hilang lenyap di tengah-tengah awan pengaruh do'a/sembahyang yang tidak bisa dimengerti dan ucapan-ucapan keberhalaan.

Dan sifat "kasih sayangnya" itu menjadi kabur di balik gambarannya pada waktu yang bersamaan sebagai "tuhan yang maha tinggi" yang tidak mungkin dicapai kecuali dengan melalui seorang perantara.

Dunia membutuhkan seseorang yang membimbing dan menunjukkannya kepada sumber kebenaran yang bersih, mengetahui Tuhan Yang Maha Esa. Benua Eropa masih tetap berada pada semacam Barbarisme di bawah pengaruh khurafat kebangsaan yang sempit dan matinya kebudayaan yang turun temurun di bawah teori pengasuhan gereja yang sempit.

Timur adalah pusat pemikiran dan wahyu. Di sanalah datang Muhammad SAW sesudah 7 abad dari Isa as, dan keberhalaan Kristen telah berakar kuat di Eropa sebelum pelajaran-pelajaran rasional dimulai; tidak memperdulikan wahyu selama 9 abad.

Akhirnya, saya dapat menerima pengertian bahwa Muhammad SAW diutus oleh Tuhan karena beberapa sebab. Pertama, karena memang kebutuhannya telah dirasakan. Kedua, kesimpulan saya sendiri cocok dengan apa yang diajarkan olehnya. Ketiga, terpisah dari kedua soal tadi, kepercayaan dan keimanan yang tercurah atas hati saya terhadap kesucian Al-Qur'an dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW.

Pada waktu itu juga saya telah menerima dan juga membeli beberapa bacaan tentang Islam. Seorang budiman India dari Bombay, almarhum Mr Q-A. Jairazbhoy telah mengirimi saya buku "What is Islam!" karangan H.W. Lovegrove. Ini mungkin merupakan keterangan yang paling praktis yang telah saya baca dan tersebar luas.

Kemudian beliau mengirim saya tafsir Al-Qur'an dari Muhammad Ali dan buku-buku serta siaran-siaran lainnya. Di Montreal saya berhasil mendapatkan buku-buku tentang Islam dalam bahasa Perancis, berisi pikiran-pikiran yang pro dan yang kontra, dan inipun membantu dan memperluas pemikiran saya.
 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut