TEHERAN, Lintasbabel.iNews.id - Jumlah warga Prancis yang ditahan Pemerintah Iran bertambah menjadi 7 orang. Total itu setelah Iran kembali menahan 2 orang warga Prancis.
Penangkapan dua orang warga Prancis terakhir menjadi tanda makin memburuknya hubungan dua negara. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna dalam sambutannya yang diterbitkan pada Sabtu (12/11/2022).
"Kami mengkhawatirkan dua warga lainnya dan dari pemeriksaan terbaru kami, hasilnya mereka ditahan," katanya kepada surat kabar Le Parisien dalam sebuah wawancara.
Pada hari Jumat (11/11/2022), surat kabar Le Figaro melaporkan, kedua warga negara tersebut telah ditangkap sebelum dimulainya protes anti-pemerintah pada bulan September atas kematian Mahsa Amini (22).
Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengonfirmasi bahwa dua warga negara Prancis lainnya ditahan. Sayang dia menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Hubungan antara Prancis dan Iran telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu karena upaya untuk menghidupkan kembali pembicaraan nuklir.
Pada 6 Oktober, Prancis mengecam Iran dan menuduhnya melakukan "praktik diktator" dan menyandera warganya. Pernyataan itu dilontaran setelah sebuah video ditayangkan di mana pasangan Prancis tampaknya mengaku melakukan mata-mata, setelah berminggu-minggu kerusuhan yang dikaitkan Iran dengan musuh asing.
Protes atas kematian Amini telah mendorong Uni Eropa untuk mengikuti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris dalam menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Putaran baru sanksi Uni Eropa tentang hak asasi manusia akan disetujui pada pertemuan para menteri luar negeri pada Senin. Sanksi akan melihat 31 sebutan untuk pelanggaran hak asasi manusia yang akan menargetkan individu dan entitas yang mencakup larangan aset dan pembekuan perjalanan.
Prancis juga telah mengusulkan penunjukan baru bagi mereka yang menjual drone ke Iran dan untuk memberikan sanksi kepada orang-orang yang terlibat dalam ekspor komponen elektronik untuk drone, kata salah satu diplomat.
"Jika tujuannya (Iran) adalah untuk memeras kami, maka ini adalah cara yang salah untuk berurusan dengan Prancis," kata Colonna.
Editor : Muri Setiawan