Lantaran adanya aktivitas pertambangan yang terus bergeliat membuat semakin banyak orang datang ke kawasan tersebut.
Sayangnya, tempat tersebut memiliki suhu yang cukup ekstrem dimana bisa mencapai 40 derajat Celcius saat musim panas.
Hal ini kemudian membuat sejumlah penduduk membangun rumah dibawah tanah hingga terciptalah sebuah pemukiman.
Melansir Britannica, pemukiman yang didirikan tersebut kemudian diberi nama Coober Pedy oleh Progress and Miners Association setempat pada tahun 1920.
Nama tersebut diambil dari sebuah frasa Aborigin “kupa piti” yang diterjemahkan sebagai “lubang air” atau “orang kulit putih di dalam lubang”. Kemudian pada tahun 1960, Coober Pedy ditetapkan sebagai sebuah kota dan mengalami perkembangan pesat pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Editor : Muri Setiawan