Anas juga mengharapkan bahwa permasalahan pencegahan dan pengendalian DBD ini akan bisa diatasi bersama dengan melakukan koordinasi dan integrasi berbagai kegiatan program serta peningkatan kerja sama lintas sektor sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya penularan dan KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD di masyarakat.
Pertemuan ini mengundang beberapa sektor terkait penanganan DBD, seperti Sekretaris DPRD Bangka Tengah (Bateng), Dinas Pendidikan, Dinsos-PMD, Diskominfosta, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian, juga para Camat dan Kepala Puskesmas se-Bateng, perwakilan Kantor Kemenag Bateng, perwakilan RS negeri dan swasta di Bateng. Diundang juga 22 Kepala Desa/Lurah yang merupakan daerah sasaran yang saat ini sedang/pernah mengalami kasus DBD.
Narasumber yang dihadirkan adalah Evalusi, S.K.M. selaku Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tentang Kebijakan Dengue, drg. M. Anas Ma’ruf selaku Kepala Dinkes Bateng tentang Pengendalian DBD Berorientasi Pemberdayaan Masyarakat, Mukhrim, S.K.M. selaku Kepala Bidang P2P Dinkes Bateng tentang Peran Desa dalam Pengendalian Dengue dan Peran Jumantik Cilik dalam Mewujudkan Sekolah Bebas Jentik, juga Fitri Yunita, S.K.M. selaku Pengelola Program tentang Peran Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Dengue.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes RI, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) saat ini sudah diperbarui menjadi PSN 3M Plus. Jika 3M awal adalah 1) Menguras bak air; 2) Menutup tempat-tempat yang digunakan untuk menampung air; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Editor : Muri Setiawan