get app
inews
Aa Read Next : Tukar Uang: BI Babel Siapkan Rp1,6 Triliun Uang Baru untuk Penuhi Kebutuhan Lebaran 

BI Ungkap 24 Subsektor Prioritas Pemulihan Ekonomi

Rabu, 24 November 2021 | 13:55 WIB
header img
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Foto: MNC Media)

JAKARTA, lintasbabel.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan ada 24 subsektor prioritas yang dapat menjadi fokus untuk mendorong pemulihan ekonomi. Artinya, ke-24 subsektor tersebut harus menjadi fokus, untuk sinergi vaksinasi Covid-19 dan pembukaan aktivitas ekonomi.  

"Sinergi vaksinasi dan pembukaan ekonomi dapat fokus pada 24 subsektor prioritas, 8 di antaranya adalah makanan dan minuman, kimia, otomotif, karet, kertas, logam dasar, TPT, dan alas kaki, dan tentu saja UMKM," kata Perry, dalam Pertemuan Tahunan BI 2021 secara virtual di Jakarta, Kamis(24/11/2021). 

Menurut dia, untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional, ada satu prasyarat, yaitu vaksinasi dan pembukaan sektor-sektor ekonomi. Hal ini juga disertai lima respon kebijakan.

"Pertama transformasi sektor riil. Kedua, stimulus fiskal dan moneter. Ketiga, kredit dan transformasi keuangan. Keempat, digitalisasi ekonomi keuangan, dan kelima ekonomi keuangan inklusif dan hijau," ujar Perry. 

Dia mengatakan, sinergi vaksinasi dengan pembukaan kegiata ekonomi sangat penting, supaya ekonomi segera pulih dan dalam jangka panjang, pertumbuhan kembali lebih tinggi menuju Indonesia maju. 

Menurut dia, respon kebijakan pertama akselerasi transformasi sektor prioritas melalui implementasi proyek strategis nasional dan UU Cipta Kerja, kemudahan peraturan dan perizinan, promosi, investasi, dan perdagangan. 

Respon kedua, sinergi stimulus fiskal dan moneter. Sebagaimana diketahui, defisit fiskal APBN 2022 4,6 persen PDB, belanja negara Rp2.714,2 triliun di antaranya anggaran kesehatan, perlindungan sosial, infrastruktur tentu saja membutuhkan pembiayaan Rp868 triliun. 

Perry mengungkapkan, BI berkomitmen berpartisipasi dalam pendanaan APBN sesuai UU nomor 22 tahun 2020 dalam jumlah yang besar. Pada 2020 sebesar Rp473,4 triliun, di Tahun 2021 hingga kini Rp143,3 triliun, ditambah juga Rp215 triliun APBN 2021 untuk kesehatan dan kemanusiaan karena Covid-19.

"Untuk APBN 2022 sebesar Rp224 triliun dengan suku bunga rendah. Dengan pendanaan BI, pemerintah dapat memfokuskan APBN untuk pemulihan ekonomi," tutur Perry.

Respon ketiga, sinergi mendorong kredit dan transformasi keuangan. Penawaran kredit perbankan relatif kondusif, suku bunga menurun, likuiditas melimpah, lending standar, juga membaik. Fokus kebijakan pada peningkatan permintaan kredit dunia usaha. 

"Jadi 9 sektor siap peningkatan kredit, tetapi sektor-sektor lain membutuhkan stimulus, insentif pajak, penjaminan kredit, dan subsidi bunga, pelonggaran kebijakan makroprudensial dari BI, perpanjangan restrukturisasi kredit dari OJK," ungkap Perry.

Dia menambahkan, BI bersinergi dalam kebijakan ekonomi nasional, di samping stimulus moneter dan pelonggaran makroprudensial pada respon kedua dan ketiga, juga digitalisasi sistem pembayaran dan pendanaan UMKM pada respon keempat dan kelima. 

"BI pun juga berkoordinasi erat dengan pemerintah dan KSSK," kata Perry.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut