JAKARTA, lintasbabel.id - Anggota G7 sepakat mengenakan batas harga pada minyak Rusia. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memukul kemampuan Moskow untuk membiayai perang di Ukraina.
Para menteri keuangan negara anggota G7 mengatakan, pembatasan minyak mentah dan produk minyak bumi juga akan membantu mengurangi harga energi global. Batasan ini akan ditetapkan pada tingkat berdasarkan berbagai masukan teknis.
"Kami akan terus mendukung Ukraina selama yang diperlukan," tulis keterangan G7 dikutip dari BBC, Minggu (4/9/2022).
Menanggapi batasan harga tersebut, Rusia menjelaskan akan berhenti menjual minyak ke negara-negara yang memberlakukan batasan harga.
"Perusahaan yang memberlakukan batas harga tidak akan termasuk di antara penerima minyak Rusia," ucap Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Diketahui, G7 sendiri terdiri dari Inggris, AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang merupakan organisasi dari tujuh ekonomi maju terbesar di dunia yang mendominasi perdagangan global dan sistem keuangan internasional.
Pada pertemuan virtual mereka, para menteri keuangan mengatakan rencana pembatasan harga minyak dirancang secara khusus untuk mengurangi pendapatan Rusia dan kemampuannya untuk mendanai perang agresi. Mereka juga mengatakan ingin meminimalkan dampak ekonomi yang merusak dari konflik, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Adapun pemberlakuan batas harga ini berarti negara-negara yang menandatangani kebijakan tersebut hanya akan diizinkan untuk membeli minyak dan produk minyak Rusia yang diangkut melalui laut yang dijual dengan atau di bawah batas harga.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak melonjak dan tetap pada tingkat tinggi, yang berarti Rusia telah meningkatkan pendapatannya dari bahan bakar fosil meskipun volume ekspornya turun.
Uni Eropa berencana untuk memberlakukan embargo pada minyak mentah Rusia mulai 5 Desember. Ini akan berlaku untuk minyak mentah yang dikirim oleh kapal tanker dan sebagian besar pasokan pipa.
Para analis menyampaikan, China dan India yang merupakan mitra dagang utama Rusia, mungkin tidak mengikuti kebijakan G7 tentang minyak Rusia. Dua negara itu belum bergabung dengan sanksi Barat yang menargetkan Rusia.
Harga energi telah melonjak sejak Rusia menginvasi Ukraina dan pendapatan dari penjualan minyak telah membantu membiayai agresi Vladimir Putin.
Faktanya, minyak dari Rusia jauh lebih murah daripada minyak mentah dari sumber lain selama berbulan-bulan, karena kombinasi sanksi resmi dan keengganan beberapa pihak untuk memperdagangkannya. Tetapi, penyulingan di tempat-tempat seperti India dan China masih dengan senang hati membelinya, dan sebagai hasilnya pundi-pundi Rusia telah terisi.
Editor : Muri Setiawan