get app
inews
Aa Read Next : Brasil akan Jalankan Putusan Pidana Penjarakan Mantan Bintang Man City Robinho

Wapres Argentina Nyaris Ditembak di Depan Wajah, Pejabat dan Warga Syok

Sabtu, 03 September 2022 | 20:17 WIB
header img
Pelaku menodongkan pistol tepat di depan wajah Cristina Fernandez de Kirchner (Foto: Publica Argentina via Reuters)

BUENOS AIRES, lintasbabel.id - Wakil Presiden Cristina Fernandez de Kirchner nyaris ditembak di luar rumahnya pada Kamis (1/9/2022). Rakyat dan politisi Argentina dibuat syok dengan percobaan pembunuhan itu. 

Namun, upaya itu gagal dan pelaku, Fernando Andres Sabag Montiel (35), asal Brasil, ditangkap.

Montiel mengarahkan pistolnya yang berisi peluru ke arah Fernandez de Kirchner dari jarak sangat dekat. Pistol itu tak meletup dan digambarkan para pengamat upaya pembunuhan gagal karena masalah mekanik.

Para politisi di Argentina dan negara lain mengecam keras serangan itu.

Wali Kota Buenos Aires Horacio Rodriguez Larreta menyebut kejadian itu sebagai titik balik dalam sejarah demokrasi Argentina seraya mendesak kepada penegak hukum untuk segera memproses pelaku.  

Kantor Alberto Presiden Argentina Fernandez menyerukan diakhirinya retorika kebencian.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengaku sangat prihatin dengan peristiwa itu meski juga menyebutnya ajaib karena pistol tak meletup.

"Ini menyedihkan, tercela, tapi pada saat yang sama, saya sampaikan, ajaib, karena dia baik-baik saja," kata Lopez Obrador.

Fernandez de Kirchner merupakan sosok kontroversial di Argentina. Dia menghadapi tuduhan korupsi terkait dugaan pengalihan dana publik saat menjadi presiden antara 2007 dan 2015. Seorang jaksa dalam beberapa pekan terakhir menyerukan hukuman penjara 12 tahun terhadapnya. Fernandez de Kirchner membantah melakukan kesalahan.

Para pendukungnya berunjuk rasa di jalan-jalan serta berkumpul setiap hari di luar kediamannya.

Detik-detik percobaan pembunuhan itu disiarkan melalui stasiun televisi dan bisa disaksikan semua orang. Tayangan itu jelas membuat syok warga.

"Untungnya peluru tidak meletus karena dampaknya bisa jauh lebih buruk," kata Florencia Suera (22), seorang warga Buenos Aires.
Oscar Delupi (64), pekerja di perusahaan kereta api Buenos Aires, menyalahkan perpecahan politik sebagai pemicu kekerasan.

"Ini gila, masyarakat sudah kehilangan kesabaran, pesan kebencian menjadi semakin ganas pada orang-orang yang berpikiran lemah memilih cara gila seperti serangan ini," katanya.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut