Sementara itu, Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Timur Tengah mengidentifikasi drone yang disita sebagai Saildrone Explorers. Drone tersebut tersedia secara komersial dan digunakan oleh berbagai klien, termasuk ilmuwan, untuk memantau perairan terbuka.
“Drone permukaan itu tidak bersenjata dan mengambil foto lingkungan sekitar yang tidak dirahasiakan saat berkeliaran di area patroli. Drone yang ditugaskan setidaknya 4 mil laut dari jalur lalu lintas maritim terdekat,” kata Armada ke-5.
Mereka menambahkan, drone-drone itu tidak menimbulkan risiko bagi lalu lintas angkatan laut dan telah beroperasi di sekitar Laut Merah Selatan selama lebih dari 200 hari berturut-turut tanpa insiden.
Kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut USS Nitze dan USS Delbert D. Black menanggapi penyitaan pada Kamis pukul 2 siang. Masing-masing dari keduanya mengerahkan helikopter MH-60 Sea Hawk. Iran akhirnya merilis drone pada Jumat pukul 8 pagi.
"Awalnya, para pelaut Iran mencoba menutupi drone dengan terpal dan menyangkal bahwa mereka memilikinya. Kamera pada drone juga hilang selama insiden itu," kata seorang pejabat AS yang enggan menyebut nama.
Editor : Muri Setiawan