PANGKALPINANG - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung mengajak para petani untuk konsisten bertanam cabai. Sebab bercocok tanam cabai dapat mengurangi angka inflasi di Bangka Belitung.
"Saya harap para petani cabai kita tidak hanya musiman menanam cabai, tapi konsisten. Sehingga pada saat permintaan meningkat pasokan cabai dari daerah sendiri cukup dan ini sangat mempengaruhi angka inflasi kita," katanya, Kamis (18/8/2022).
Ia juga sangat menyayangkan para petani yang tergiur dengan pertambangan pada saat harga timah naik, sehingga ketersediaan stok cabai dari dalam daerah menipis dan harus didatangkan dari daerah luar.
"Permasalahan SDM kita ini para petani cabai kadang beralih jadi penambang pada saat harga timah naik. Sedangkan sejak pelonggaran penerbangan kemarin banyak wisatawan yang datang ke Bangka, sehingga permintaan pangan meningkat sedangkan ketersediaan di daerah kita tidak memadai, karena banyak petani yang beralih ke tambang," ucapnya.
Ke depan untuk mengendalikan harga cabai yang cukup tinggi seperti yang terjadi beberapa waktu lalu sehingga menjadi penyokong tinggi nya angka inflasi, pihaknya kata Budi, terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mendistribusikan cabai dari daerah lain dengan harga lebih murah.
"Kedepan kami akan terus bekerjasama dalam hal ketersediaan cabai merah. Kerjasama antar daerah misalnya ada daerah yang murah kita hitung biaya transpor ya berapa selerinya berap. Jika masih dengan harga murah maka kami akan fasilitasi para distributor untuk mendapatkan harga lebih murah dan akan kami monitor," tuturnya.
Budi berharap kedepan budaya bertani di Bangka Belitung terus dilakukan, agar menjadi potensi yang baik untuk daerah setelah tambang timah usai.
"Dalam hal ini bagaimana suplai dari daerah kita juga harus ada, kita harus tanam juga. Jangan sampai yang tadinya lebih ke tambang akhirnya harga timah jatuh tidak melakukan apa-apa. Ayo kita budakan bertani sebagai budaya kita. Ayo kita tingkatkan produktifitasnya karena ini sangat berpotensi untuk petani," katanya.
Editor : Haryanto