PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mikron Antariksa turut berduka atas musibah laka laut yang menimpa 3 orang nelayan pancing di Jembatan Emas Kota Pangkalpinang, Selasa (2/11/2021) sore. Dikatakan Mikron, pihaknya sudah mendapat peringatan dari pihak terkait tentang fenomena La Nina, yang mengakibatkan terjadinya perubahan cuaca ekstrem.
"Ini memang kami sudah mendapat peringatan dari BNPB maupun BMKG tentang penomena La Nina yang sudah masuk ke Indonesia dan juga berpengaruh terhadap Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satunya perubahan cuaca yang cukup drastis dari hujan ke panas maupun sebaliknya dan disertai angin kencang," ujar Mikron.
Fenomena La Nina, kata Mikron, berpengaruh juga pada kondisi di perairan Babel.
"Ini juga dipengaruhi terhadap laut yang tiba-tiba pasang dan arusnya kencang. Nah kejadian kali ini sebagai salah satu akibat dari penomena La Nina. Arus pada waktu itu sangat deras sehingga korban ini tidak sanggup lagi untuk berenang ke daratan saking cepatnya arus tersebut," katanya.
Dikatakannya, korban tenggelam sempat dibawa arus sampai 300 meter sebelum ditemukan oleh tim evakuasi.
"Kami mengimbau kepada masyarakat ditengah efek La Nina ini tentu saja kita harus saling memperhatikan prakiraan cuaca dan juga faktor-faktor alam. Kalau bisa dengan cuaca seperti ini hentikan aktivitas. Misalnya baiknya hentikan dulu aktivitasnya. Begitu juga dengan penambang, takut terjadi longsor ataupun petir," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa kecelakaan laut kembali terjadi, Selasa (2/11/2021) sore. Kali ini, peristiwa nahas tersebut menimpa 3 orang warga yang sedang memancing di kawasan Jembatan Emas Kota Pangkalpinang.
Ketiga orang pemancing tersebut tenggelam, tepat di bawah Jembatan Emas.
Informasi yang diperoleh lintasbabel.id dari Tim TRC BPBD Babel, satu orang berhasil diselamatkan, sedangkan 2 lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Sekarang sudah dievakuasi oleh TIM TRC BPBD, anggota DKP, AIRUD dan Nelayan. Info sementara. Kondisi cuaca saat ini hujan dengan intensitas lebat," demikian tulis laporan BPBD Babel.
Dari laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi Kepulauan Babel yang diterima lintasbabel.id, disebutkan bahwa pada Selasa sekitar pukul 09.30 Wib, 4 orang nelayan pancing berangkat menuju alur sungai Jembatan Emas dan hendak memancing ikan berujung. Sesampai di lokasi mereka mempersiapkan peralatan pancing.
Namun, dikarenakan kondisi air saat itu sedang surut, 3 orang nelayan berinisiatif turun ke perairan tanpa menggunakan alat keselamatan, dan 1 orang memancing di bibir sungai.
Pukul 12.15 WIB, air sungai mulai pasang dan berarus, 3 nelayan tersebut berencana naik ke darat.
"Dan dikarenakan arus pasang sungai deras, 2 orang nelayan terseret arus hingga ke tengah dan hilang, 1 orang berhasil menyelamatkan diri," tulis laporan tersebut.
Pukul 12.45 WIB, rekan korban bernama Achan langsung meminta bantuan kepada Tim TRC BPBD Babel dan Pos Pengawas DKP yang sedang piket.
"Tim TRC langsung bergerak menuju lokasi kejadian, sedangkan Petugas DKP menghubugi Pol Airud. Pukul 13.15 WIB Tim SAR Gabungan yang terdiri dari TRC BPBD Babel, DKP Babel, POLAIR mencari dan menyisir di area TKP menggunakan 2 unit perahu nelayan," lanjut BPBD.
Pukul 13.40 WIB, korban pertama bernama Ahak (60) berhasil ditemukan. Pada pukul 13.50 WIB korban kedua bernama Ali (61) juga ditemukan.
"Kemudian korban dievakuasi ke dermaga TPI Pangkalpinang dan langsung dibawa ke RSUD Depati Hamzah," tutup laporan tersebut.
Tiga orang warga tenggelam di bawah Jembatan Emas Kota Pangkalpinang. Ketiganya merupakan nelayan pancing yang sebelumnya menaiki sebuah perahu, berniat untuk memancing ikan bersama satu orang lainnya.
Berikut identitas korban tenggelam di bawah Jembatan Emas :
Korban selamat
Hamiau (40) warga Air Salemba, Pangkalpinang.
Korban meninggal dunia
Ali (61) warga Air Salemba, Pangkalpinang.
Ahak (60) warga Lembawai, Pangkalpinang.
Saksi
Achan (54) warga Lembawai, Pangkalpinang.
Editor : Muri Setiawan