JAKARTA, lintasbabel.id - Ombudsman meminta pemerintah menggratiskan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi masyarakat. Hal ini lantaran banyak masyarakat yang membutuhkan tes PCR, tetapi tidak sanggup membayar karena harganya yang relatif tinggi.
"Kalau kita bicara barang publik, itu harus memperhatikan yang namanya ability to pay, kemampuan untuk membayar masyarakat," kata anggota Ombudsman, Robert Endi Jaweng saat mengikuti diskusi Polemik Trijaya bertajuk Ribut-Ribut PCR yang ditayangkan melalui akun youtube MNC Trijaya, Sabtu (30/10/2021).
"Jika kemudian ada sebagian atau bahkan mungkin semua masyarakat tidak berada dalam kemampuan optimal, maka kemudian negara harus masuk. Masuknya lewat apa, subsidi. Bahkan kalau memang ini barang publik murni, ini digratiskan," katanya.
Menurut Robert, mayoritas masyarakat sudah mengerti dan paham, soal antisipasi penyebaran Covid-19 melalui tes PCR. Namun demikian, harga untuk tes PCR tidak sesuai dengan kemampuan optimal masyarakat.
"Oh iya, kalau kita bicara dalam konteks barang publik, kalau ada vaksin program, mestinya ada PCR program. Sebenarnya, bahasa gratis itu bukan bahasa yang tepat dalam konteks barang publik, tapi untuk mempermudah pemahaman, karena satu sisi ada vaksin program, bolehlah kita menyebutnya vaksin gratis, PCR gratis," ucapnya.
Robert menyatakan, negara yang diwakili pemerintah wajib hadir ketika masyarakat kesulitan, untuk memperoleh barang publik, yang dalam hal ini adalah akses tes PCR. Jika negara tidak mampu menggratiskan ataupun membuat program PCR, kata Robert, maka wajib konsultasi dengan DPR untuk mencari solusinya.
"Karena lihat kondisi atau kapasitas keuangan negara yang makin kesini makin berat, maka ya harus dilihat titik temunya, makanya setiap masalah yang membebani masyarakat lebih dari kemampuan mereka dalam kapasitasnya membayar, mestinya harus konsultasi ke DPR, karena ini sudah membebani," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan