BANGKA BARAT, lintasbabel.id - Harga cabai rawit di Pasar Tradisional Muntok, Kabupaten Bangka Barat melambung tinggi saat H-3 menjelang hari raya Idul Adha 1443 Hijriah. Diketahui, harganya kini telah menyentuh angka Rp180ribu per kilogram, dari sebelumnya yang hanya mencapai Rp135ribu per kilogramnya.
Selain itu, harga cabai besar juga ikut melambung tinggi. Saat ini, harganya mencapai berada di kisaran Rp110 ribu per kilogram, dari harga normalnya yang hanya Rp90 ribu per kilogram.
"Kemarin cabe besar sempat turun Rp90.000, namun naik lagi Rp100.000 perkilogram. Kalau yang kami jual sekarang Rp110.000. Untuk harga cabai rawit merah saat ini Rp180.000 perkilogram, kalau sebelumnya Rp135.000 perkilogram. Pengirimannya dari Provinsi Jawa Tengah," kata Salah satu pedagang cabai di Pasar Tradisional Muntok, Mila, Kamis (7/7/2022).
Hal senada disampaikan oleh pedagang lainnya, Joni, dirinya mengatakan kenaikan harga ini disebabkan oleh ketersediaan cabai di Pasar Tradisional Muntok yang terbatas.
"Penyebabnya stok cabai yang sedikit. Harapannya ya mudah-mudahan stok stabil, kasihan lah sama masyarakat karena cabai ini kebutuhan. Kita rata-rata sama pengirimannya dari Jawa Tengah, tapi ada juga cabai yang dari Nusa Tenggara Barat," ujar Joni.
Tingginya harga cabai ini membuat salah satu pembeli yakni Irda (32) mengeluh, dirinya terpaksa mengurangi jumlah pembelian untuk kebutuhan Idul Adha kali ini.
"Ya mengeluh lah kita dengan kondisi harga ini kan, beli seadanya lah sesuai dengan keperluan. Kalau stok kayaknya tidak lah karena duitnya kurang. Biasanya beli tidak terlalu banyak. Sekarang kalau mau beli banyak, uangnya harus banyak," ungkap Irda
Sementara, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DKUP) Kabupaten Bangka Barat, Aidi menyebutkan harga cabai yang melambung karena sistem pasar dimana permintaan banyak sedangkan barangnya sedikit hal itu menyebabkan harganya meningkatkan.
"Kami tidak bisa mengintervensi harga. Kondisi produksi pertanian tidak bergitu banyak cuaca tidak mendukung untuk dan gagal panen dan musim tanam tidak pas dengan kondisi tersebut. Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan untuk memperdaya petani lokal. Karena sekarang kita tidak boleh lagi ngambil dari luar. Salah satunya untuk menurunkan harga," kata Aidi.
Editor : Muri Setiawan