Berguru kepada KH Mahrus Aly langsung. Di Lirboyo ini hanya sebentar, dan langsung menuju Pondok Pesantren Sarang Rembang kepada Mbah Imam. Mondok di Sarang ini berlangsung selama kurang lebih 5 tahun.
Selesai belajar dan mondok di berbagai pesantren, KH Dimyati akhirnya pulang ke Pesantren Kaliwungu Kendal.
Di sana kemudian beliau didapuk menjadi Lurah Pondok oleh pengasuh Pondok Pesantren APIK, KH Humaidullah Irfan (kakak KH Ibadullah Irfan).
KH Dimyati Rois merupakan sosok yang memiliki keilmuan begitu luas. Ilmu-ilmu yang dipelajarinya dari berbagai guru dan pesantren membuat beliau dikenal sebagai sosok kiai desa berwawasan global. Selama mondok itu KH Dimyati menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Tidak ada waktu terbuang sia-sia melainkan untuk belajar dan menggali sumber-sumber ilmu.
Selain berkiprah di masyarakat, kiprah KH Dimyati di NU sudah tidak diragukan lagi. Mulai dari kepengurusan tingkat PCNU hingga saat ini masuk dalam kepengurusan PBNU (mustasyar).
Bahkan beliau merupakan salah satu dari anggota AHWA (Ahlul Halli Wal Aq di) yang merupakan dewan Kiai Khos (istimewa) untuk memutuskan dan memilih para pimpinan di PBNU.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait