JAKARTA, lintasbabel.id - Fenomena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah perusahaan startup menyeruak ke publik Tanah Air beberapa pekan belakangan. Hal ini mendapat respon dari Direktur Eksekutif ICT Institute, sekaligus pengamat teknologi, Heru Sutadi.
Dia menilai kondisi startup terlalu banyak memperlihatkan pencitraan sehingga membuat kondisi startup mengalami kerugian.
"Startup yang ada sekarang juga memperlihatkan banyak pencitraan yang merugikan dirinya sendiri," ujarnya kepada MNC portal, Sabtu (4/6/2022).
Menurut Heru, pencitraan yang dilakukan startup saat ini merupakan hal yang percuma jika pendanaan yang didapatkannya tidak terlalu besar.
"Pencitraan seperti memberikan gaji besar juga yang menjadi bagian dari bakar uang. Termasuk kantor mewah dengan fasilitas modern. Kalau mendapat pendanaan besar tidak masalah, tapi kalau pendanaan tidak besar, jadi pemborosan," katanya.
Heru mengatakan bahwa jika perilaku bakar-bakar uang yang dilakukan oleh startup masih terus berjalan. Dirinya memprediksi bahwa 1 sampai 2 tahun akan mengalami kerugian.
"Kalau saya melihat jika dalam 1-2 tahun ini tidak survive atau menjadi unicorn, maka startup level menengah bersiap untuk rontok. Sehingga, gelombang PHK startup dalam skala besar maupun kecil akan sering kita lihat dalam beberapa waktu ke depan," katanya.
Seperti diketahui, baru-baru in sejumlah perusahaan rintisan atau startup dilanda gelombang pemutusan hubungan kerja bagi karyawannya. Hal tersebut lantaran keuangan yang ada di perusahaan startup mengalami konfisi yang tidak stabil.
Pemutusan kerja bagi karyawan merupakan salah satu cara para startup untuk bertahan di kondisi ekonomi yang sulit.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait