PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Diakhir masa jabatan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel), pemerintah terus melakukan percepatan pembangunan proyek fasilitas pendukung kesehatan di RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno. Salah satunya bangun Gedung Radioterapi dengan anggaran Rp23 miliar.
Untuk mewujudkan percepatan itu, Wakil Gubernur Babel, Abdul Fatah, telah melakukan rapat koordinasi, membahas teknis percepatan pembangunan faskes rumah sakit dengan sejumlah instansi terkait, di ruang kerjanya, Senin(18/4/2020).
Fasilitas kesehatan (Faskes) tersebut berupa pembangunan gedung radioterapi RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno dengan menelan biaya mencapai Rp 23.727.699.000 dari dana pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
"2022 untuk pembangunan Gedung Radioterapi di RSUD Seokarno harus dilakukan dengan perhatian tinggi dan perlu pendampingan seperti dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Ini harus betul-betul dapat dilakukan secara benar, sesuai tata kelola yang sudah ditentukan jangan ada kebocoran dan lainya," kata Abdul Fatah kepada wartawan, usai rapat.
Menurut dia, saat ini tahapan pembangunan gedung radioterapi masih dalam mobilisasi lahan, belum masuk pada tahapan pembangunan gedung utama.
"Saat ini apabila ditanya sedang tahapan mau mobilisasi lahan. Setelah itu baru dilakukan pemasangan tiang pancang, dan tahapan selanjutnya apabila telah memenuhi syarat. Berapa lama finishing pekerjaan gedung,? sesuai tanggal kontrak akan selesai pada Oktober 2022 nanti," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan adanya faskes radioterapi ini diharapkan dapat membantu masyarakat Babel, sehingga dapat berobat penyakit kanker di dalam wilayah Babel.
"Apabila ini selesai, kita sangat bersyukur dengan adanya intalasi pelayanan kanker di Babel untuk masyarakat, melalui radioterapi yang kita miliki ini. Karena Presiden menginginkan setiap provinsi memiliki fasilitas ini dan kita sudah mulai untuk membangunya," tuturnya.
Fatah menegaskan, dirinya juga telah meminta ke direktur rumah sakit, agar dapat mendata jumlah masyarakat yang terkena kanker. Tujuannya agar dapat melayani pasien dengan jumlah sumber daya medis yang memadai.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait