Dikatakan Rangkuti, kelompok anak-anak menjadi yang terbesar sebagai penderita deman berdarah di Kabupaten Bangka Barat. Namun, sejauh ini Bangka Barat masih nihil kasus kematian yang disebabkan oleh DBD.
"Alhamdulillah (sejauh ini) nihil kematian dan berharap sampai dengan akhir tahun. Untuk pasien didominasi oleh anak-anak, kalau DBD ini rata-rata menyerang anak-anak karena mereka berada di rumah. Diketahui memang nyamuk aedes aegypti ini identik berada di lingkungan di mana masyarakat tinggal," katanya.
Dinas Kesehatan Bangka Barat beserta sejumlah pihak terkait telah mengambil sejumlah langkah dan tindakan guna mencegah penularan DBD salah satunya adalah mendistribusikan ikan nila ke masyarakat.
"Kami lakukan juga survei ke lapangan langsung apakah ikan yang pernah didistribusikan oleh Puskesmas sampai ke masyarakat atau belum. 5000 stok ikan kita masih menunggu dari Dinas Perikanan nanti akan dibagi per Puskesmas atau distribusi langsung," ucapnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait