Dikatakannya, acara kedua berada di puncak karena para warga mengambil air kesalan yang berisi daun ati-ati dan daun neruse yang dicampur dengan air dan dituang ke tong besar. Lalu, para warga berebut mengambil air kesalan yang akan disiramkan rumah, tubuh, kendaraan dan alat-alat nelayan yang bertujuan untuk menolak bala (hal negatif) yang akan terjadi.
“Itu airnya juga dituang ke perbatasan desa yang disebut dengan cucur desa. Tujuannya untuk menutupi hal negatif yang masuk ke desa dari luar,” ujarnya.
Irwansyah juga menjelaskan, ada aturan dalam melakukan selamatan laut, yakni dilarang untuk pergi melaut atau menangkap ikan pada malam hari agar tidak terjadi hal yang tidak menyenangkan dan Ketua Dukun tidak menanggung resiko yang akan terjadi pada warga jika mereka melanggarnya.
“Acara ini juga mengundang para warga pendatang yang dari luar Desa Tanjung Binga, agar mereka tau dengan adat yang dilakukan dan juga untuk membangkitkan wisata yang ada di Desa Tanjung Binga,” katanya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait