Unik! Tradisi Selamatan Kampung ala Warga Desa Tanjung Binga Belitung

Sofia/ Muri Setiawan
Tradisi adat Selamatan Kampung yang tetap dilestarikan oleh warga Desa Tanjung Binga Kabupaten Belitung. Foto: Istimewa.

BELITUNG, Lintasbabel.iNews.id - Adat istiadat merupakan suatu hal yang harus dilestarikan dan dibudidayakan oleh masyarakat sekitar, pada kampung yang ditinggali dan sudah turun temurun diwariskan nenek moyang kepada para keturunannya.

Berbagai macam adat istiadat yang unik dan lucu bisa kita lihat sendiri, seperti acara selamatan kampung, tradisi adat istiadat yang turun temurun yang terjadi di Desa Tanjung Binga Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Desa ini juga sangat popular sebagai desa nelayan.

Kepala Dusun Timur Jaya, Desa Tanjung Binga, Irwansyah mengatakan, bahwa acara selamatan kampung dilaksanakan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September.

“Harusnya tanggal 30 September dilaksanakan, tapi karena malam Minggu mau Maulid Nabi, jadinya dipercepat,” ujarnya, Kamis (28/9/2023).

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh instansi yang ada di kampung, mulai dari perangkat RT, RW hingga Kepada Desa beserta Ketua Dukun seluruh Belitung dan Ketua Dukun Tanjung Binga.

“Acara kedua lebih besar dari acara pertama, karena acara pertama khusus ritual-ritual kecil yang dilakukan oleh Ketua Dukun. Acara puncaknya berada di acara kedua yang dilaksanakan hari ini,” tuturnya.

Dikatakannya, acara kedua berada di puncak karena para warga mengambil air kesalan yang berisi daun ati-ati dan daun neruse yang dicampur dengan air dan dituang ke tong besar. Lalu, para warga berebut mengambil air kesalan yang akan disiramkan rumah, tubuh, kendaraan dan alat-alat nelayan yang bertujuan untuk menolak bala (hal negatif) yang akan terjadi.

“Itu airnya juga dituang ke perbatasan desa yang disebut dengan cucur desa. Tujuannya untuk menutupi hal negatif yang masuk ke desa dari luar,” ujarnya.

Irwansyah juga menjelaskan, ada aturan dalam melakukan selamatan laut, yakni dilarang untuk pergi melaut atau menangkap ikan pada malam hari agar tidak terjadi hal yang tidak menyenangkan dan Ketua Dukun tidak menanggung resiko yang akan terjadi pada warga jika mereka melanggarnya.

“Acara ini juga mengundang para warga pendatang yang dari luar Desa Tanjung Binga, agar mereka tau dengan adat yang dilakukan dan juga untuk membangkitkan wisata yang ada di Desa Tanjung Binga,” katanya.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network