BELITUNG, Lintasbabel.iNews.id - Ekosistem Kepariwisataan dan Marine Safety, adalah dua aspek penting yang mendukung perkembangan sektor pariwisata secara berkelanjutan. Hal tersebut terungkap dalam kegiatan program ramah iklim dan aksi hijau dalam rangka Hari Pariwisata Dunia tahun 2023.
Keberlangsungan ekosistem kepariwisataan sangat penting karena menciptakan dayatarik yang berkelanjutan, melindungi warisan budaya dan alam, serta memberikan manfaat ekonomi dan social yang berkelanjutan bagi komunitas lokal.
Disisi lain, Marine Safety, atau keselamatan di perairan, adalah aspek yang tidak boleh diabaikan dalam konteks pariwisata, terutama Ketika banyak destinasi wisata terkait erat dengan aktivitas di laut, seperti snorkelking, diving, pelayaran, dan berbagai kegiatan air lainnya.
Hari Pariwisata Dunia 2023, ngusung tema "Tourism and Green Investments" menggaris bawahi pentingnya investasi yang tepat sasaran dalam sektor pariwisata untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan perlindungan planet bumi.
Dalam spirit tema Hari Pariwisata Dunia tahun ini, Staf Ahli Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkomitmen untuk mengadakan serangkaian kegiatan dalam Program Ramah Iklim & Aksi Hijau sebagai bagian dari peringatan Hari Pariwisata Dunia 2023 di Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Frans teguh mengatakan Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga keberlanjutan pariwisata, menambah pengetahuan mengenai keselamatan di perairan, dan merayakan Hari Pariwisata Dunia.
"Melalui tindakan nyata dalam mendukung ekosistem bumi dan dapat bersama-sama membentuk masa depan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kabupaten Belitung," ujarnya, Rabu (12/9/2023).
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Fajar Hutomo mengatakan Pentingnya Model Manajemen Krisis di Kawasan Pariwisata Bahari. Menurutnya Kawasan pariwisata bahari adalah aset berharga bagi negara dan komunitas lokal, tetapi juga rentan terhadap berbagai ancaman seperti bencana alam, polusi laut, atau krisis kesehatan.
"Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi Model Manajemen Krisis yang efektif menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan dan keamanan destinasi ini," ujarnya.
Menurutnya alasan mengapa Model Manajemen Krisis sangat penting diantaranya Keamanan Wisatawan, yakni Model Manajemen Krisis membantu melindungi keselamatan dan keamanan wisatawan yang mengunjungi kawasan pariwisata bahari. Ini mencakup perencanaan evakuasi, pertolongan pertama, dan perlindungan terhadap potensi ancaman.
Kemudian Perlindungan Lingkungan, Kawasan pariwisata bahari seringkali memiliki ekosistem yang rentan. Model Manajemen Krisis dapat membantu meminimalkan dampak negatif pada lingkungan alam, termasuk upaya untuk mengurangi polusi dan kerusakan lingkungan selama situasi krisis.
Selanjutnya Keberlanjutan Ekonomi, Pariwisata bahari sering menjadi sumber pendapatan utama bagi komunitas lokal. Dalam situasi krisis, manajemen yang efektif dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi, meminimalkan kerugian, dan mempertahankan lapangan kerja.
Kemudian, Kredibilitas dan Citra Destinasi, yakni Respons yang baik terhadap krisis dapat memperkuat citra positif destinasi pariwisata bahari di mata wisatawan dan pasar global. Sebaliknya, manajemen yang buruk dapat berdampak jangka panjang pada reputasi kawasan tersebut.
Kesiapan Terhadap Ancaman Masa Depan: Dengan Model Manajemen Krisis yang solid, kawasan pariwisata bahari dapat lebih siap menghadapi berbagai ancaman masa depan, termasuk perubahan iklim dan krisis kesehatan yang mungkin terjadi.
Kolaborasi dan Koordinasi: Model Manajemen Krisis memfasilitasi kerja sama antara pihak terkait seperti pemerintah, sektor pariwisata, dan LSM. Kolaborasi ini diperlukan untuk merespon situasi krisis dengan efektif.
Pencegahan dan Mitigasi: Selain menangani krisis saat terjadi, Model Manajemen Krisis juga mencakup upaya pencegahan dan mitigasi ancaman potensial. Ini dapat mengurangi risiko terjadinya krisis.
Dengan menerapkan Model Manajemen Krisis yang komprehensif dan terus-menerus memperbarui strategi ini, kawasan pariwisata bahari dapat menjaga daya tariknya, melindungi aset alam, dan memastikan keselamatan serta kepuasan pengunjungnya.
Kegiatan ini juga salah satu bentuk kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Jejak.in dan Gladiators Paddle Board Indonesia dalam melakukaan kegiatan program ramah iklim dan Aksi Hijau (Green Action).
Dalam giat ini ada beberapa rangkaian acara diantaranya, Penerapan Kalkulasi Jejak Karbon dan Penyeimbangan Karbon melalui Penanaman Pohon di Bukit Peramun (Carbon Footprint Calculator and Offsetting) Green Action dengan Bersih-bersih Pantai dengan Masyarakat, Komunitas, Kelompok Sadar Wisata, dan Pemerintah Daerah dilakukan di Pantai Tanjung Kelayang yang di ikuti 200 orang.
Serta Temu Masyarakat, Kelompok Sadar Wisata, dan Komunitas Kreatif akan di laksanakan di Pendopo Tanjung Kelayang ada beberapa rangkaian acara yaitu memberikan Simbiolis 1 set Paddle Board yang nantinya akan memberikan nilai tambah untuk pariwisata Desa Keciput dari Paddle Board Indonesia dan akan memberikan seperangkat alat kebersihan kepada Pemda Belitung.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait