Ekspor Bahan Mentah Disetop, Jokowi Sebut Negara Maju Mengamuk

Muri Setiawan
Prediden Jokowi (Foto: Ist)

JAKARTA, lintasbabel.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, hilirasi yang terus digenjotnya merupakan langkah untuk melakukan lompatan ekonomi. Dia mengatakan, Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun selalu mengekspor bahan mentah, dan sudah saatnya hal itu dihentikan.

Presiden mengatakan, bahwa tahun ini ekspor nikel mentah sudah dilakukan. Dia pun berencana untuk menghentikan ekspor bauksit mentah pada tahun 2022.

“Tahun depan ini yang saya incar bauksit stop. Bauksit sudah, tembaga stop. Tembaga sudah, timah stop,” katanya dalam acara Puncak HUT  ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rabu (22/12/2021).

Dia mengatakan, penghentian ekspor bahan mentah ini agar semua keuntungan bisa dirasakan di dalam negeri. Meskipun dia tahu bahwa banyak negara maju yang keberatan  dengan kebijakan Indonesia. Bahkan Indonesia telah digugat ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

“Semua nilai tambah ada di dalam negeri. Semua yang namanya nilai tambah harga dan lapangan kerja itu ada semuanya di dalam negeri. Tapi musuhnya memang negara-negara maju. Yang biasa barang itu kita kirim ke sana, ngamuk semuanya,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, bahwa langkah ini harus diambil dengan penuh keberanian. Dia bercerita bahwa saat G20 Indonesia dengan berani menolak untuk menandatangani kesepakatan tentang rantai pasokan global atau global supply chain.

“Saya pikir ini bagus nih, kita ikut kita ikut. Begitu baca, waduh ini kita disuruh ekspor bahan mentah lagi ini. Begitu mau masuk ke ruangan, ndak-ndak kita ndak ikut. Semuanya bubar ga jadi yg namanya ini. Hanya gara-gara kita ndak mau tandatangan, semuanya jadi buyar lagi. Karena saya tau juga, sebenernya ini yang diincar sebenarnya hanya kita saja,” ujarnya.

Jokowi mengaku tidak keberatan jika akan digugat di WTO. Menurutnya jika tidak dicoba Indonesia tidak akan pernah berhenti mengekspor bahan mentah.

“Ya keberanian-keberanian seperti itu yang kita kadang-kadang membayangkan, waduh ini nanti kita di banned di sini, dibanned di sini. Distop di sini, di WTO kalah. Ya kalah ya enggak apa-apa kalah. Tapi kalau kita ga berani nyoba, kapan kita akan melakukan hilirisasi, kapan kita akan melakukan stop kirim raw material. Sampai kapan pun kita hanya menjadi negara pengekspor bahan mentah. Padahal kalau kita jadikan barang jadi, bisa lipat 10x lipat added valuenya,” jelasnya. 

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network