Bukan AS atau NATO, Negara Miskin ini Jadi Penyelamat Ukraina Diawal Invasi Rusia

Joko Setyawanto
Misteri dibalik kegagalan Putin menaklukkan Ukraina dalam waktu singkat akhirnya terkuak. Tak disangka justru pertolongan pertama datang di saat paling genting untuk menyelamatkan Ukraina. Foto: Net.

SOFIA, Lintasbabel.iNews.id - Berstatus sebagai negara termiskin di Uni Eropa tidak menghalangi Bulgaria untuk menjadi pahlawan. Negara baltik ini diam-diam memberikan bantuan di masa paling kritis, sehingga membuat moral pasukan Ukraina meningkat dan dapat menahan laju serangan Rusia sampai bantuan dari barat berdatangan.

Misteri dibalik kegagalan Putin menaklukkan Ukraina dalam waktu singkat akhirnya terkuak. Tak disangka justru pertolongan pertama datang di saat paling genting untuk menyelamatkan Ukraina.

Bantuan berupa amunisi dan bahan bakar kendaraan tempur ini terkuak setelah sebuah media asal Jerman, WELT melakukan investigasi dengan mewawancarai mantan Perdana Menteri  Bulgaria Kiril Petrov dan Menteri Keuangannya Assen Vassilev. Informasi ini diperkuat dengan konfirmasi wawancara dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Laporan serupa juga disampaikan oleh media POLITICO yang merupakan bagian dari Axel Springer Grup.

Kedua laporan investigasi ini mengumpulkan gambaran tentang keberanian Bulgaria untuk memasok logistik bagi Ukraina yang tengah kehabisan persenjataan untuk mengimbangi kekuatan pasukan Rusia hanya berselang satu hari sejak operasi militer khusus dilancarkan Putin.

Bantuan ini sengaja tidak diumumkan mengingat kuatnya pengaruh politisi yang terafiliasi ke Rusia didalam pemerintahan Bulgaria. 

Keberanian Perdana Menteri Bulgaria kala itu, Kiril Petrov untuk memasok logistik perang ke Ukraina membuat koalisi pemerintahannya retak, termasuk mitra koalisinya Partai Sosialis yang merupakan reinkarnasi dari Partai Komunis lam. Bahkan Petrov harus menggantikan Menteri Pertahanannya yang terindikasi pro Rusia.

Untuk menyamarkan pengiriman senjata ini, Petrov dibantu Menteri Keuangannya kala itu Assen Vassilev mengatur pengiriman lewat perusahaan swasta dengan membuka rute penerbangan dari Polandia, Rumania, dan Hungaria.

Tidak tanggung-tanggung, Bulgaria bahkan rela mengosongkan gudang persenjataannya dengan memasok lebih dari 30% amunisi yang digunakan Ukraina pada awal invasi Rusia 24 Februari silam.

“Kami memperkirakan sekitar sepertiga dari amunisi yang dibutuhkan tentara Ukraina pada fase awal perang berasal dari Bulgaria,” kata Petkov kepada WELT.

Sementara mantan Menteri Keuangan Bulgaria Assen Vassilev mengungkapkan pada fase awal pertempuran tersebut, Bulgaria memasok 40% BBM yang sangat dibutuhkan Ukraina untuk menggerakkan mesin tempurnya. Uniknya, BBM yang disuplay Bulgaria ini didapat dari minyak mentah Rusia di kilang minyak Laut Hitam yang dijalankan oleh perusahaan minyak Rusia, Lukoil.

Sama sensitifnya, diesel yang dipasok Bulgaria ke Ukraina diproses dari minyak mentah Rusia di kilang Laut Hitam, yang pada saat itu milik perusahaan Rusia Lukoil.

“Bulgaria menjadi salah satu pengekspor diesel terbesar ke Ukraina dan terkadang memenuhi 40 persen kebutuhan Ukraina,” kata mantan Menteri Keuangan Vassilev kepada WELT.

Pihak Kiev sendiri mengkonfirmasi bantuan tersebut tanpa menyebutkan secara detail jumlah dan jenis bantuan yang diberikan Bulgaria, terutama pada masa kritis antara Februari hingga April 2022.

“Kami tahu bahwa gudang Bulgaria memiliki amunisi dalam jumlah besar yang dibutuhkan sehingga Presiden [Volodymyr] Zelenskyy mengirim saya untuk mendapatkan bahan yang diperlukan,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dymintro Kuleba.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network