JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Kasus kekerasan dalam rumah tangga atau (KDRT) cenderung meningkat di masa-masa Pandemi Covid-19. Laporan Komnas Perempuan, kasus KDRT terhadap perempuan naik sekira 75 persen di tahun 2020.
Hal ini turut disoroti dalam Podcast Aksi Nyata bersama Partai Perindo. Podcast kali ini bertajuk 'Kasus KDRT Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Kok Bisa?'.
Politisi Partai Perindo, Dr Jeanne Bernadine Tidajoh, M Pd mengatakan, faktor pertama pemicu KDRT adalah ekonomi. Sebab, banyak suami yang mengalami PHK di tempat kerjanya, sehingga menimbulkan masalah ekonomi di rumah tangga.
"Jalan keluarnya, istri kerja dengan penghasilan yang tidak besar. Suaminya minta uang untuk memenuhi kebutuhan pribadi seperti beli rokok atau kopi, istri komplain dan itu bisa jadi pemicu KDRT juga," kata Jeanne dalam Podcast Aksi Nyata, Kamis (19/1/2023).
Selain ekonomi, hal yang memungkinkan adanya KDRT yakni pergaulan. Jeanne memberi contoh saat seorang suami pulang kerja, mereka memilih untuk mampir ke cafe dibanding langsung pulang ke rumah. Menurut Jeanne, ini bisa juga menjadi awal pemicu KDRT.
"Para suami harus bijak juga, bahwa ada yang menunggu di rumah. Kalau suami mampir ke cafe ya hal yang biasa, tapi bila terlalu sering justru tidak wajar," ujarnya.
Selain saling memahami, cara agar terhindar dari KDRT adalah harus saling sabar. Misalnya, sambung dia, ketika sedang diuji dari segi ekonomi, maka perlu saling membantu.
"Sebagai wanita harus sabar dan mengerti situasi serta kondisi. Perempuan harus sadar kalau kehidupan tidak selamanya di atas. Jadi harus mengerti dan paham. Cara itu bisa meminimalisir KDRT," ujar Jeanne.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait
