PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Pemuda di Pangkalpinang sukses budidaya burung kicau jenis murai batu, setelah ia di PHK sebagai tenaga honorer di Pemkot Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kini penghasilan pemuda 28 tahun itu capai puluhan juta rupiah.
Mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena suatu hal terkadang memang menyakitkan, sebab akan berdampak bagi ekonomi si pekerja. Namun hal itu akan berbuah manis jika pandai memanfaatkan peluang.
Seperti yang dilakukan pemuda di Kota Pangkalpinang ini, Pije dia akrab disapa. Peruntungannya membudidayakan murai batu dimulai tahun 2019 silam.
Waktu itu sekira 4 tahun silam, dirinya harus menerima kenyataan pahit di PHK sebagai tenaga honorer. Namun hobinya di dunia burung kicau, seketika menghapus kegalauannya di PHK bahkan hal itu adalah berkah baginya.
Dia memanfaatkan perkarangan rumah kerabatnya di Kelurahan Opas Indah, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang, untuk mendirikan kandang budidaya.
Sejak membudidayakan burung kicau jenis murai batu dirinya kini mampu menghasilkan cuan hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya, berkali-kali lipat dari gaji honorernya dulu.
"Awalnya itu dari hobi, setelah di PHK iseng-iseng menekuni usaha ini. Alhamdulillah kini penghasilan di atas Rp10 juta perbulannya," kata Pije, Senin (9/1/2023).
Bukan tanpa rintangan, jatuh bangun merintis usahanya itu telah dilalui Pije hingga kini menemukan formula paten, untuk menghasilkan murai batu ekor panjang si petarung handal dengan gaya dan kicauan merdu.
Saat ini ada 20 pasang indukan di kandang budidaya. 10 pasang sedang dalam masa produksi, sedangkan 10 pasang lainnya mengalami pergantian bulu atau yang dikenal dengan istilah mabung alias moulting dalam bahasa Inggrisnya, yang membuat indukan harus istirahat total.
"Per kandang itu hasilnya tidak bisa diprediksi, ada yang dua hingga empat ekor anak murai batu, tapi rata-rata tiga ekor," ujarnya.
Agar hasilnya maksimal, bayi murai yang berumur tiga hingga enam hari akan dipisahkan dengan induknya untuk meloloh atau proses memberi makan menggantikan induk burung. Bayi burung diberi pakan utama berupa telur kroto dan jangkrik.
Proses meloloh bayi murai batu.
Anak burung murai batu biasanya akan siap jual jika sudah berusia dua atau tiga bulan dengan harga bervariasi tergantung jenisnya.
"Bisanya satu anak murai batu dijual dari harga Rp1,5 hingga Rp3 juta. Yang datang beli memang ada pelanggan maupun dari penghobi," ucapnya.
Tak hanya memiliki kandang budidaya, Pije juga punya toko burung di Jalan Martadinata Pangkalpinang, tak juah dari kandang budidaya murai batu miliknya. Terkadang ia juga melayani pembelian hingga keluar daerah.
Kisah inspiratif pemuda ini diharapakan menginspirasi banyak pemuda dan orang lainnya. Pandai lah manfaatkan peluang, jadikan hobi sebagai ladang penghasil cuan.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait