KIEV, lintasbabel.iNews.id - Dinas Intelijen Ukraina mengaku mendapat informasi dari orang dekat Presiden Vladimir Putin, yang menyatakan bahwa kondisi kesehatan orang nomor satu di Federasi Rusia ini tidak akan bertahan lebih lama lagi, akibat penyakit kanker akut yang dideritanya.
Dilansir dari Pravda.com, dalam sebuah sessi wawancara dengan kantor berita ABC News, Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov mengatakan bahwa pihaknya memiliki informasi terkini dari sumber terpercaya di sekitar Presiden Putin. Informasi tersebut menyebutkan jika saat ini Putin sedang bertarung dengan penyakit kanker kronis dan diperkirakan tidak akan dapat bertahan lama lagi.
"Dia menderita sakit sudah sejak lama. Saya yakin itu adalah kanker. Saya pikir dia akan meninggal dunia dalam waktu dekat. Saya harap secepat mungkin," kata Kyrylo Bukanov kepada ABC News, Kamis (5/1/2023)..
Menurut Budanov, pihaknya berharap dapat mengakhiri perang dengan kemenangan dipihak Ukraina agar Putin dapat menyaksikan kekalahan Rusia dipenghujung hayatnya.
"Perang ini harus berakhir sebelum kematiannya. Kami akan menang ditahun 2023 ini," Kata Budanov.
Ditambahkan Budanov, terlalu banyak kekhawatiran terkait suksesi kepemimpinan Rusia pasca meninggalnya Putin nanti. Namun dirinya optimis bahwa pengganti Putin nantinya akan lebih bijaksana dan tidak berambisi mengobarkan perang dalam menyelesaikan masalah.
"Kita tidak perlu takut akan transformasinya, karena hanya akan menguntungkan seluruh dunia," kata Budanov.
Prediksi serupa sudah berulangkali dihembuskan oleh Ukraina, yang memang tengah berperang melawan agresi militer Rusia. Faktanya, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa kesempatan masih tampil di hadapan publik maupun di layar televisi dalam kondisi baik-baik saja.
Konflik bersenjata Rusia-Ukraina sudah berlangsung hampir satu tahun semenjak Presiden Putin memerintahkan "Operasi Militer Khusus" dengan tujuan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Agresi ini didukung oleh pasukan Chechya pimpinan Roman Kadirov dan sempat menguasai sebagian besar wilayah Ukraina.
Namun, kegigihan dan perlawanan militer dan rakyat Ukraina yang dipimpin Presiden Volodimir Zelensky berhasil menarik simpati Uni Eropa, NATO, dan negara-negara Baltik untuk membantu Ukraina dengan pasokan senjata-senjata modern.
Beberapa wilayah yang sempat dikuasia Rusia mulai dibebaskan satu persatu. Bahkan dalam beberapa kesempatan, serangan balasan Ukraina mampu menjangkau beberapa posisi militer strategis jauh di dalam wilayah Rusia.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait