MOSCOV, lintasbabel.id - Mobilisasi parsial yang diumumkan Presiden Rusia, Vladimir Putin masih membuat banyak pihak mengerenyutkan dahi. Pasalnya pengerahan pasukan cadangan dari warga sipil tersebut, tidak dipersenjatai dengan senjata yang layak dan minim perlengkapan.
Perang berkepanjangan serta sanksi yang diterapkan banyak negara nampaknya mulai membuat negara adidaya ini kelimpungan. Stigma negara dengan kekuatan militer terbesar kedua didunia mulai dipertanyakan.
21 September 2022, Presiden Putin resmi mengumumkan mobilisasi parsial untuk mendukung pasukan Rusia yang mulai terpojok menghadapi serangan balik Ukraina. Tak ayal pengumuman ini membuat banyak warga negeri Beruang Merah itu panik dan melakukan eksodus dan berusaha meninggalkan negaranya agar tidak dikirim ke zona pertempuran.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu buru-buru mengklarifikasi bahwa hanya 300.000 pasukan cadangan yang memiliki pengalaman tempur dan keahlian khusus saja yang akan dilibatkan. Walaupun nyatanya kemudian beredar informasi bahwa setidaknya 1 juta personil termasuk mahasiswa dan pemuda tanpa pengalaman yang sedang diupayakan untuk dikirim ke peperangan.
Beberapa video dan foto-foto tentang buruknya sistem rekruitmen pasukan mobilisasi ini membanjiri media massa sekaligus menyajikan fakta-fakta yang berlawanan dengan retorika Kremlin.
Salah satunya foto yang menunjukkan barisan pasukan "baru" Rusia yang dipersenjatai dengan senjata peninggalan era Perang Dunia I & II. Senjata laras panjang jenis Nagant/Mosin Riffles buatan tahun 1890/1891 lengkap dengan sangkur panjang nampak disandang oleh ratusan prajurit yang akan dikirim ke garis depan.
Juga video twitter yang diunggah akun Nexta, menggambarkan kekecewaan para wajib miiter karena dipersenjatai dengan senapan serbu Kalashnikov yang sudah karatan dan usang. Video serupa juga diunggah akun twitter Visegrad24, UkraineWorld serta banyak video dan akun-akun lainnya.
Kolumnis Bloomber yang juga mantan Admiral US Navy, James Stavridis
"Ukraina, mengetahui bahwa mereka pada akhirnya mungkin menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar, akan mempersiapkan tanggapan mereka sendiri. Mereka akan mencari (dan mungkin menerima dari Barat) sistem yang dapat meniadakan sejumlah besar prajurit berjalan kaki: pesawat serang jarak dekat, tank dan artileri, senapan mesin terpasang, mortir presisi dan rudal permukaan-ke-permukaan jarak jauh," tulis James Stavridis seperti dilansir Military.com 23 September 2022.
Ditambahkan Stavridis, pertaruhan yang dibuat Putin dengan mengirimkan 300.000 pemuda Rusia tanpa persenjataan dan pelatihan yang memadai akan terlalu mahal nilainya bagi sebuah keegoisan seorang pemimpin.
"Rusia, yang ditarik dari jalan dalam mobilisasi ini akan menghadapi musuh yang sangat termotivasi, sangat bersenjata dan sangat inovatif di Ukraina. Perang Ego Putin terus berlanjut, dan banyak dari 300.000 jiwa malang ini kemungkinan besar akan membayar biaya akhir untuk kebodohannya," tulis Stavridis.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait