KIEV, lintasbabel.id - Foto Presiden Volodymyr Zelensky yang di dalamnya tampak pasukan pengawal mengenakan simbol mirip digunakan pasukan Nazi Jerman, SS heboh di media sosial. Kantor kepresidenan Ukraina pun menghapus foto tersebut.
Foto itu diambil saat Zelensky sedang berkunjung ke Izium, kota di Kharkiv yang direbut kembali oleh Ukraina dari pasukan Rusia.
Seorang pasukan pengawal Zelensky diketahui memakai emblem bergaya SS pada rompinnya dan masuk frame foto. Lalu, foto tersebut sempat mengundang reaksi keras netizen setelah diunggah di beberapa platform media sosial, namun kemudian dihapus.
Selain akun resmi kepresidenan di Telegram dan beberapa platform lain, foto itu juga sempat muncul di situs web kepresidenan.
Simbol yang dimaksud yakni tengkorak dan dua tulang bersilang yang sangat mirip dengan lambang Divisi SS Panzer ke-3, Totenkopf. Lambang yang umumnya dipandang sebagai simbol kebencian tersebut begitu populer di banyak kalangan neo-Nazi saat ini.
Ada pula lambang tengkorak yang dimodifikasi dengan tambahan helm antipeluru serta headphone. Namun lambang itu tetap menampilkan simbol kunci seperti digunakan Divisi SS Panzer ke-1 Leibstandarte Adolf Hitler.
Dengan adanya foto yang membuat heboh itu, pejabat Ukraina berulang kali membantah kehadiran elemen neo-Nazi di militer negara itu dengan menyebutnya sebagai propaganda Rusia. Sebelum ini, tentara Ukraina mengenakan berbagai simbol neo-Nazi kerap muncul pada foto-foto resmi yang diterbitkan pemerintah.
Pada akhir Agustus, Zelensky mengunggah foto di Instagram menampilkan seorang tentara Ukraina mengenakan emblem Divisi SS Grenadier Waffen ke-14 yang juga dikenal sebagai Divisi Galicia ke-1.
Sebagian besar anggota unit tersebut terdiri atas relawan dari wilayah Galicia yang dikenal pernah terlibat kejahatan perang yakni membantai warga sipil Polandia selama Perang Dunia II.
Awal tahun ini, kantor kepresidenan merilis foto seorang pasukan artileri mengenakan emblem asli 'Totenkopf'. Ironisnya, foto tersebut menjadi pemenang perayaan Hari Kemenangan Perang Dunia II dan dibagikan oleh Kementerian Pertahanan.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait