JAKARTA, lintasbabel.id - Suhu di Indonesia diprediksi naik mencapai 4 derajat celcius pada tahun 2100. Hal itu seperti yang dilaporkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akibat perubahan iklim yang menguat, sehingga cuaca ekstrem makin sering terjadi di Indonesia.
Cuaca ekstrem mulai dari hujan lebat disertai kilat dan petir, siklon tropis, gelombang tinggi, hingga hujan es atau kekeringan panjang.
Kepala BMKG Dwikorita menegaskan, perlu upaya mitigasi yang dilakukan seluruh pihak dan lapisan masyarakat secara komprehensif dan terukur, guna menahan laju perubahan iklim, beradaptasi dan memitigasi dampaknya.
“Bila situasi saat ini terus dibiarkan maka kenaikan suhu di seluruh pulau utama di Indonesia mencapai 3.5 hingga 4 derajat celcius pada tahun 2100,” kata Dwikorita dikutip dari keterangan resminya, Minggu (5/6/2022).
Kenaikan tersebut, kata dia, adalah empat kali dibandingkan zaman pra industri. Akibat kenaikan suhu ini pula, tambahnya, es di puncak Jaya Wijaya di Papua oada tahun 2025 diperkirakan akan hilang sepenuhnya.
“Mitigasi harus dilakukan segera, tidak bisa ditunda-tunda karena situasi kekinian sangat mengkhawatirkan. Contohnya, Siklon Seroja yang terjadi di NTT tahun 2021 semestinya tidak terjadi di wilayah tersebut. Namun, akibat kenaikan suhu muka laut di perairan NTT sebagai dampak perubahan iklim, siklon tersebut terjadi,” ujarnya.
Dwikorita mengatakan, peningkatan suhu tersebut akan memicu terjadinya cuaca ekstrem dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun semakin kuat dengan durasi panjang.
Kondisi tersebut, lanjut dia, tentu akan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan sosial-ekonomi-budaya, dan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Tidak hanya bersifat materiil seperti infrastruktur, namun juga korban jiwa.
Editor : Muri Setiawan