get app
inews
Aa Read Next : Indonesia vs Filipina Malam Ini: Jaga Asa Semifinal, Shin Tae-yong Minta Pemain Anggap Laga Final

Bongbong Marcos, Putera Ferdinand Marcos Terpilih Jadi Presiden Filipina, Kog Bisa?

Selasa, 10 Mei 2022 | 17:57 WIB
header img
Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., putra mendiang diktator Filipina, menyampaikan pidato selama kampanye di San Fernando, Provinsi Pampanga, pada 29 April 2022. (Foto: Reuters)

FILIPINA, lintasbabel.id - Filipina kini resmi memiliki presiden baru yakni Bongbong Marcos, setelah berhasil memenangi pemilihan umum (pemilu) dan akan menggantikkan Rodrigo Duterte.

Nama, Marcos dibelakang Bongbong mengingatkan banyak orang terhadap sosok Ferdinand Marcos, mantan Presiden Filipina yang menjabat selama 21 tahun. Ia dikenal sebagai seorang diktator dan presiden korup selama dia memimpin Filipina.

"Ferdinand Marcos dikenal juga sebagai Presiden paling korup di sana, miriplah dengan Soeharto. Dia bahkan membunuh lawan politiknya, Benigno Aquino seorang politisi yang namanya pada waktu itu menjadi harapan banyak orang Filipina untuk menggantikan Ferdinand Marcos," kata penggiat media sosial, Denny Siregar dikutip dari laman Youtube CoktoTV, Selasa (10/5/2022).

Menurut Denny, pembunuhan Benigno Aquino memuci demonstrasi besar-besaran di Filipina yang dipimpin langsung oleh istri Benigno Aquino yang juga mantan Presiden Filipina, yakni Cory Aquino.

"Ferdinand Marcos kemudian jatuh, dan rakyat Filipina waktu itu langsung menyerbu Istana Presiden. Di dalam Istana, rakyat Filipina yang miskin menemukan kenyataan kalau istri Ferdinand Marcos, yaitu Imelda Marcos ternyata menyimpan harta berupa ribuan sepatu dan tas brended yang sangat mahal. Imelda Marcos memang dikenal sebagai sosialita dari hasil korupsinya, sedangkan banyak rakyat Filipina yang pada waktu itu yang kelaparan," ungkap Denny lagi.

Balik lagi ke Bongbong Marcos yang kini menjadi Presiden Filipina yang baru, ia merupakan anak kandung dari Ferdinand Marcos. Pertanyaannya, Kok bisa anak mantan diktator dan korup justu kini mendapatkan simpati dan dipilih rakyat Filipina menjadi pemimpina negaranya?

Apakah rakyat Filipina sudah lupa bila dulu ada Presiden mereka bernama Ferdinand Marcos yang korup dan membuat banyak rakyatnya kelaparan sehingga digulingkan secara paksa?

Menurut Denny Siregar, di sinilah kehebatan Tim Sukses (Timses) Bongbong Marcos. Timses mereka berhasil membangun isu dan propaganda bahwa meski sudah berganti ganti presiden rakyat Filipina masih banyak yang terpuruk dalam kemiskinan. 

"Bongbong memainkan jargon yang mirip sekali  dengan jaregonnya Donald Trump dulu 'Make America Great Again', Slogan kampanye Bongbong Marcos adalah 'Bangkit Kembali' mirip kampanye ayahnya dulu Ferdinand Marcos pada 19 65, yaitu 'Kami akan membuat bangsa ini hebat kembali'," ujarnya.

Denny menambahkan, jargon ini massif digaungkan lewat media sosial terutama TikTok dengan sasaran para Generasi Z atau Gen Z. Yaitu anak-anak yang lahir di era 1995-2010.  Gen Z ini tidak pernah merasakan bagaimana sulitnya hidup di Era Ferdinand Marcos, bapaknya Bongbong Marcos yang kini mereka pilih sebagai Presiden Filipina.

"Mereka belum lahir, tapi sekarang mereka ini adalah polulasi pemilih paling tinggi di Filipina. Timses Bongbong Marcos benar-benar 'mencuci otak' generasi Z ini lewat tiktok, mereka mengadakan konser untuk remaja, mereka bikin party dan banyak kuis lewat TikTok, SnapChat dan Instagram," kata Denny.

 "Pokoknys TikTok benar-benar diserbu oleh Timses Bongbong ini sehingga terbangun persepsi bahwa Bongbong adalah Pemimpin muda yang membawa harapan untuk bangsa. Benar-benar kejadian 1986 di mana rakyat Filipina menjatuhkan Ferdinand Marcos dari kursi Presiden, itu semua terlupakan," tambahnya.

Denny menambahkan lagi, jangan sampai peristiwa ini menimpa hal yang ke Indonesia. Apalagi beberapa waktu lalu ada Ketua BEM SI, Kaharuddin mengungkapkan bahwa zaman Presiden Soeharto zaman yang sejahtera dan rakyat pun bebas berpendapat, padahal ia belum lahir zaman itu. 

"Ada upaya-upaya ingin melupakan sejarha pahit bangsa Indonesia dengan berkuasanya Soeharto selama 32 tahun di mana waktu itu demokrasi dibungkam dan rakyat Indonesia dihajar dengan kepalsuan-kepalsuan," tutup Denny. 

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut