JAKARTA, lintasbabel.id - Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi 11 April di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022).
Mahasiswa terlihat memadati di lokasi aksi, sejak pukul 13.30 WIB. Bahkan, ribuan mahasiswa menyemut hingga sepanjang flyover Slipi, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
"Mereka satu suara dengan menggunakan satu mobil komando yang terparkir langsung di depan gedung DPR," dikutip dari iNews TV.
Saking padatnya, kondisi jalan Gatot Subroto hingga tidak bisa bergerak. Pihak kepolisian akhirnya membuka satu lajur bus Transjakarta, di mana kendaraan manapun diperbolehkan melintas di laju tersebut.
Untuk situasi gerbang di Gedung DPR RI sendiri, sudah ditutup sejak pukul 12.00 WIB. Namun, ada beberapa mahasiswa menaiki pagar DPR RI memasang spanduk dan poster terkait aspirasi mereka serta mendesak agar dapat masuk area Kompleks Parlemen.
"Mereka menunggu wakil rakyat paling tidak sampai jam 4. Hingga saat ini mahasiswa BEM SI masih berkumpul di depan Gedung DPR," dikutip iNews TV.
Demonstrasi BEM SI juga mengusung tagar #Rakyat Bangkit Melawan di mana setidaknya ada empat tuntutan. Pertama mendesak pemerintah menurunkan harga BBM dan bahan pokok.
Kedua, mendesak wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan sebelumnya dari tanggal 28 Maret -11 April 2022. Ketiga tuntutan BEM SI menolak wacana presiden tiga periode.
Keempat, menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
Nenek-nenek Jadi Orator
Seorang nenek-nenek tampak ikut hadir dalam demo yang digelar oleh ratusan mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR, Senin (11/4/2022). Mengenakan pakaian kerudung kuning dan gamis hitam, dia berdiri di atas mobil komando dan menyampaikan orasinya.
Pantauan di lokasi, dia memegang microfone pengeras suara dan menyuarakan semangat kepada mahasiswa yang tengah menyuarakan aspirasinya.
Di belakangnya, mahasiswa beralmamater biru ikut mendampingi. Bendera merah putih juga ikut dikibarkan dari atas mobil komando.
Saat nenek-nenek itu lewat di barisan mahasiswa, riuh teriakan dan tepuk tangan langsung menyambutnya.
"Saya nenek-nenek dari Medan, ikut aksi bersama mahasiswa di sini (Gedung DPR). Walaupun anak-anak tidak mengizinkan, tetapi ya saya tetap di sini," kata emak-emak tersebut.
"Semoga adik-adik mahasiswa bisa menyuarakan apa yang dirasakan rakyat. Saya berdoa agar selamat lagi hingga ke rumah masing-masing," ucapnya.
Di lokasi memang terlihat beberapa emak-emak yang ikut dalam aksi unjuk rasa ini. Namun, mereka tidak masuk ke dalam barisan, dan hanya berada di pinggir menyaksikan orasi yang disampaikan.
Dia mengatakan, di tangan mahasiswa lah masa depan bangsa Indonesia akan dilanjutkan. Dia juga berdoa agar unjuk rasa kali ini bisa berjalan lancar.
"Semoga adik-adik mahasiswa bisa menyuarakan apa yang dirasakan rakyat. Saya berdoa agar selamat lagi hingga ke rumah masing-masing," ucapnya.
Di lokasi memang terlihat beberapa emak-emak yang ikut dalam aksi unjuk rasa ini. Namun, mereka tidak masuk ke dalam barisan, dan hanya berada di pinggir menyaksikan orasi yang disampaikan.
Gas Airmata Ditembakkan
Ratusan massa tanpa atribut mahasiswa membakar ban di samping kanan Gedung DPR pada Senin (11/4/2022). Bahkan, mereka juga sempat melempar benda ke halaman DPR serta melontarkan kata-kata kasar.
"Ada yang menggunakan atribut tertentu yang tidak mencerminkan sebagai mahasiswa sempat terjadi ada pembakaran di depan gerbang," katanya dilansir iNews TV.
Dilaporkan juga saat ini mahasiswa masa telah bergeser. Sebab, mereka telah menemui perwakilan DPR untuk menyuarakan aspirasinya.
Namun, ada beberapa oknum yang bukan dari mahasiswa, mereka hanya memakai jaket mereka melempar dan membakar sesuatu.
"Sangat disayangkan itu siang hari kondisinya kondusif. Namun, hingga sore massa bukan mahasiswa masih mendekati gebang. Mereka tetap memaksa untuk masuk ke gedung DPR, walaupun sudah ditemui oleh pihak DPR," dikutip iNews TV.
Gedung DPR RI, hingga kini masih ada sejumlah massa yang tidak diketahui. Mereka justru melempar sesuatu di halaman gedung parlemen hingga bambu, polisi pun tampak berjaga-jaga dengan pelindungnya untuk mengantisipasi.
"Sangat disayangkan ini bukan mahasiswa, bahkan polisi melempar gas air mata mengingat kondisi yang sudah tidak kondusif," kata dia.
Editor : Muri Setiawan